Pembubaran FPI menimbulkan banyak stigma buruk buat pemerintahan dan pihak berwajib, bahkan ada pula yang menghubungkannya dengan kekalahan Ahok dalam Pilkada Jakarta pada 2017 lalu.
Pemerintah dinilai terburu buru membubarkan ormas tersebut lantaran sudah didesak oleh kelompok tertentu. Itu disampaikan oleh Pakar Hukum Pidana Dr Muhammad Taufiq, ia bilang bahwa Pembubaran FPI tidak melakukan tahapan sebagaimana yang tertera dalam UU Ormas, dan ini dinilai sebagai orang yang kebelet karena sudah diperintahkan dengan segera mau tidak mau dibubarkan. Begitu kata M Taufik
Tidak sampai disitu, cuitannya pun berlanjut dan mengatakan bahwa “Saya tidak tahu, apakah itu ada kaitannya dengan Pilkada DKI. Yang pasti pembubaran HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan sekarang FPI itu masih terkait erat dengan kekalahan Ahok dalam Pilkada DKI,” begitu katanya.
Nah coba kalian baca lagi pernyataan di atas, keliatan bukan kalau orang ini berkata ngawur. Pada kalimat pertama ada SAYA TIDAK TAHU, APAKAH ITU ADA KAITANNYA DENGAN PILKADA DKI.
Kalimat kedua, YANG PASTI PEMBUBARAN HTI… DAN SEKARANG FPI… TERKAIT DENGAN KEKALAHAN AHOK…
Kalimat pertama kontradiksi dengan kalimat kedua. Nah loh, Katanya pakar hukum, tapi kok bisa bikin analisis selucu ini? Awalnya bilang gak tahu apa ada kaitan atau gak, tapi kemudian bilangnya pasti. Pengamat apaan ini? Ngomong kok tidak konsisten? Silakan nilai sendiri ya.
Menurut orang ini, mestinya pembubaran FPI harus lewat empat tahap. Mulai dari pemberian peringatan hingga tiga kali. Kalau tidak diindahkan nanti digugat ke pengadilan. Dalam tempo 30 hari persidangan itu akan diputuskan.
Dari kacamata hukum sekalipun, perkataan itu mengartikan bahwa dia tidak sama sekali menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Jika dia ingin berbicara berdasarkan data hukum, mengapa harus menyeret nama Ahok? Bukankah ini adalah asumsi pribadi? Masa katanya pakar hukum tapi bikin statement yang spekulatif? Apakah orang ini sudah punya bukti sebelum menyimpulkan itu atau hanya opini pribadi? Ini pakar hukum atau tukang bikin opini atau malah salah satu dari member kelompok yang tidak suka dengan Ahok?
Nampaknya dia adalah barisan patah hati dan tidak bisa move on dari kejadian itu deh, tapi kenapa ya masih sakit hat ikan kelompok kalian sudah menang Pilkada. Oh bisa jadi, mereka iri melihat kehidupan Ahok yang santai saja terima walaupun dipenjara dan setelahnya bisa menikah dan hidup bahagia menjadi komisaris utama Pertamina. Tapi kalaupun ada kaitannya dengan Ahok, ini bukan masalah kalah pilkada, tapi karena ucapan Ahok yang fenomenal itu. Dia ngomong siapa pun yang menzaliminya, satu per satu akan dipermalukan.
Nah terbukti sudah, yang munafik disini adalah gerombolan kadrun yang melabelkan diri paling benar dan suci tetapi bbobrok hatinya. Mau bagaimana pun argumennya, FPI tetaplah bubar, tidak bisa ditunda ataupun dibatalkan, kalian harus terima dengan lapang dada, ya kalau tidak mau juga tak apa, ratapi saja nasibnya.
Discussion about this post