Banyak juga ternyata pemangku jabatan yang ngedukung EFPEI. Ada mantan kepala daerah hingga mantan DPR dan petinggi parpol. Saat pentolan EFPEI diciduk, ormas ini seperti anak ayam kehilangan mamaknya. Mereka berjalan tak tentu arahnya dan berujung nabrak diri sendiri.
Kini markas kesayangan pentolan EFPEI juga terancam disita negara. Seperti biasa lah, jurus ngeles yang emang udah ditempa dari dulu mereka keluarkan, hingga tak sengan mengungkap sejumlah nama. Anehnya, Demokrat yang tak diutik tiba-tiba keluar membela dan menekan Mahfud MD.
Tim kuasa EFPEI yang meminta PTPN untuk mengganti rugi bangunan sungguh ga masuk akal. Kalau mau silahkan ambil batu bata dan semua perabot. Gak ada ketentuan ganti rugi materil dalam kasus sengketa tanah yang dibebankan pada pemilik asli, EFPEI emang ngawur!
Dalam hal ini kuasa hukum FPI benar-benar menampakkan ketololan diri sendiri. Entah memang sengaja atau tidak. Atau sebenarnya tahu mereka tak dapat apa-apa, tapi hanya untuk menyenangkan kliennya saja. Kini Rizieq yang terjepitpun mulai mengungkit-ungkit masa lalu. Setidaknya sudah beberapa kali ia meminta lahan PTPN dan juga lewat beberapa pejabat.
Markaz Syariah Front Pembela Islam (FPI) pernah menyurati PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebanyak tiga kali. Surat itu sehubungan dengan kepemilikan tanah di Pondok Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah FPI di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebabnya, pengurusan sertifikat lahan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) mentok. BPN mencatat sertifikat lahan pondok pesantren milik pimpinan FPI, Rizieq Shihab, atas nama PTPN.
Kalau dirunut kejadian demi kejadian, maka akan ada benang merah hubungan FPI dan pemerintah setempat kala itu. Tahun 2013 saat FPI berhasil meminta rekomendasi Gubernur Jawa Barat adalah saat kursi kepala daerah dipegang Aher dari PKS. Saat ini sudah ramai netizen yang mulai mengungkan nama Aher dan PKS. Perlu diusut juga nama bupati Bogor saat itu. Nyatanya era Aher perkembangan ekstremismi tumbuh subur di Jawa Barat hingga kini.
Lalu tak lupa diduga ada keterlibatan bos mangkrak juga di sana. Kenapa SBY yang saat itu aktif menjadi presiden malah terkesan membiarkan pembangunan pesantren islam garis keras. Apalagi menggunakan lahan milik salah satu perusahaan negara. Apa SBY sengaja memelihara Rizieq dan FPI untuk membuat kekacauan sehingga borok pemerintahannya di masa lalu tertutupi. Dan benar saja, Jokowi perlu 6 tahun lebih untui mengurus pengacau semacam mereka.
Kini tiba-tiba Marzuki Alie mengirim sms ke Mahfud MD minta agar tak meneruskan pengambil alihan lahan yanh ditempati FPI? Ada hubungan apa antara FPI dan Demokrat? Plus PKS? Tampaknya pemerintah Jokowi tak perlu sungkan menyeret mereka semua dan menggebuk satu persatu. Bisa jadi keterlibatan bukan hanya sebagai teman yang saling mendukung, tapi ada hubungan donatur dan sebagainya. Akhirnya alam semesta menyingkap bandar di belakang Rizieq cs. Kita lihat saja bagaimana nasib mereka ke depan. Untuk pemerintah, seperti kata kapolda “gak ada gigir mundur, ini harus kami selesaikan”.
Discussion about this post