Rizieq memang sangat tragis. Rizieq sekarang benar-benar harus menghadapi apa yang dituntutkan oleh rakyat Indonesia terhadap negaranya atas keberadaan ormas besotannya sendiri yang dia dirikan sejak tahun 1999.
Bertahun-tahun lamanya, dari pemerintah satu ke pemerintah berikutnya, FPI selalu diperlakukan begitu lunak hingga akhirnya ormas ini melunjak. Berstatus sebagai organisasi kemasyarakatan tapi bertingkah melebihi partai politik, bahkan mampu menyetir arah MUI. Sebagai sebuah ormas, FPI mampu membuat dirinya memiliki marwah melebihi warmah ormas itu sendiri. FPI menjelma lebih sebagai aliran baru agama Islam dimana pengikutnya begitu memuja dan menyembah sang Imam Besar mereka. Tak hanya itu saja, Habib Rizieq Shihab sebagai pendiri FPI, bahkan mampu merubah Petamburan layaknya sebuah negara baru, dengan perangkat kenegaraannya yang lengkap, dilengkapi pasukan laskar yang siap mengawal sang Imam Besar. Itu semua membuktikan betapa piawainya Rizieq dalam mengolah peran kelompok sebagai Front Pembela Islam. Sementara ormas keagamaan lain seperti NU dan Muhammadiyah, bertahun-tahun itu pula tak begitu menggubris banyak sepak terjang FPI. NU dengan GP Ansornya hanya menggebrag jika FPI dipandang sudah melakukan tindakan kelewatan batas.
Sejarah dunia pernah mencatat kerajaan Islam besar seperti Ottomen di Turki pun akhirnya harus mengakhir masa kejayaan mereka. Apalagi sebuah kelompok kecil seperti FPI, masa kejayaan FPI pun akhirnya harus berakhir di tangan Jokowi.
Dari balik penjara, Rizieq Shihab hanya bisa bersabar ketika dia harus menerima kabar lahan seluas 31.91 hektar yang selama 7 tahun dikuasai, akhrinya harus diserahkan kembali pada si pemilik resmi. Rizieq juga harus bersabar ketika dia menerima kabar bahwa pemerintah Indonesia memutuskan untuk menyematkan status ormas terlarang atas ormas kesayangannya. Dan Rizieq masih pula harus sabat ketika dia menerima kabar bahwa sejumlah rekening bank yang dimiliki FPI dibekukan.
Seluruh kesabaran Rizieq ini, mungkin didasari oleh satu keyakinan bahwa para pengikut setianya akan tetap memandang dirinya sebagai Iman Besar dan akan terus mematuhi semua saran dan perintahnya. Sehingga diberlakukannya status “terlarang” atas Front Pembela Islam, tak menampakan kepanikan di wajah dan sikapnya. Habib Rizieq Shihab, seperti dikabarkan oleh Kuasa Hukumnya, tetap terlihat tenang dan berpikiran sederhana, “kalau Front Pembela Islam dibubarkan, ya sudah buat saja lagi ormas baru”. Perintah Habib Rizieq Shihab untuk mendeklarasikan kelompok barupun dilakukan oleh Pengikutnya.
Sesaat setelah pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Front Pembela Islam berstatus terlarang, kelompok baru dengan nama Front Pemersatu Islam dengan singkatan yang sama FPI juga, pun dideklarasikan. Bahkan atas kelahiran FPI jilid 2 ini, Aziz Yanuar yang selama ini bertindak sebagai corong FPI terlarang, bertindak sebagai Kuasa Hukum FPI terlarang menyatakan strategi FPI baru yang tidak akan didaftarkan supaya tidak pernah dibubarkan atau dinyatakan sebagai ormas terlarang oleh pemerintah Indoensia.
Anehnya, Aziz Yanuar juga menyatakan bahwa di dalam struktur FPI jilid 2 ini, tidak akan ada istilah “Imam Besar”. Istilah “Imam Besar” akan ditiadakan. Bahkan dia juga menyatakan dirinya tidak tahu Habib Rizieq Shihab akan menduduki posisi apa di dalam struktur FPI Jilid 2. Dengan kata lain, status “Imam Besar” yang selama ini menjadi kebanggaan Rizieq Shihab pribadi, dicabut oleh bawahannya sendiri.
Sejauh ini, para deklalator FPI jilid 2 masih terus melakukan pembahasan atas jabatan yang pas untuk diberikan pada Rizieq.
Para deklalator itu diantaranya adalah
Habib Fihir alattas,
KH Tb Abdurrahman Anwar,
KH Ahmad Sabri Lubis,
KH Abdul Qodir Aka,
KH Awit Mashuri,
Ustad Haris Ubaidillah,
Habib Idrus Al Habsyi
Ustad Idurs Hasan
Habib Ali Alattas
H. Munarman
Apa yang terjadi saat deklarasi Front Pemersatu Islam atau FPI jilid 2 Ini aneh!
Tidakkah Rizieq tahu bahwa dirinya sedang dikudeta oleh anak buahnya sendiri?
Miris memang kalau kita melihat nasib Sang Imam Besar Umat FPI ini. Begitu FPInya dinyatakan terlarang, anak buahnya mencabut gelar Imam besar dari dirinya. Mungkin inilah “peringatan” yang sedang Allah SWT berikan atas segala perbuatan yang bersangkutan selama ini terhadap Negara Indonesia.
Discussion about this post