Rizieq berpesan kepada masyarakat agar membangun kedamaian. “Stop kegaduhan, bangun kedamaian. Saya tetap komitmen revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak. Revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak,” katanya.
Stop bikin kegaduhan, maksudnya Rizieq ini ngomong ke siapa? Apakah dia sedang menasihati diri sendiri? Bukankah selama ini dia dan kelompoknya yang selalu bikin keributan dan jadi biang kegaduhan?
Seandainya Rizieq menyampaikan ini dengan sungguh-sungguh ke seluruh pengikutnya, negara ini sudah damai dari dulu. Pendukung Rizieq sangat fanatik dan sangat mendengarkan ucapan Rizieq. Kalau Rizieq memang niatnya ingin negara ini damai dan tidak gaduh, tidak ada lagi istilah gesekan antar agama. Tak ada lagi yang namanya politisasi berkedok agama. Tidak ada lagi orang-orang berjubah agama tapi ceramah mengerikan yang suka teriak penggal dan bunuh.
FPI ini sudah dicap sangat buruk oleh masyarakat. Bahkan sebagian sudah sangat muak melihat sepak terjang mereka yang sangat meresahkan. Negara seolah milik mereka sendiri, sehingga seenaknya melakukan penindakan yang melangkahi wewenang aparat atau kadang melakukan kekerasan atas nama bela agama. Bahkan beberapa tahun belakangan, kelompok ini sudah mencampuri urusan politik atau diarahkan untuk ikut campur urusan politik, terserah Anda mau percaya yang mana. Politisasi agama pun gencar dan menjadi tren politik masa kini. Surga dan neraka dijadikan bahan jualan, seolah mereka ini agen atau distributor tunggal.
Atau jangan-jangan Rizieq mengatakan ini karena sudah panik terkena banyak kasus? Bisa jadi sih, karena nasib Rizieq sedang sial-sialnya tahun ini. Tiga kali jadi tersangka di tiga kasus yang berdekatan, mulai dari November 2020, plus kasus chat mesum yang sempat di-SP3 tapi kemudian dicabut dan akan diusut lagi. Mungkin Rizieq gentar, takut dan mulai menyesal. Makanya ngomong yang baik-baik, supaya menjaga kedamaian dan stop bikin gaduh.
Kalau benar ini yang dimaksud, yaelah, kenapa gak dari kemarin-kemarin. Kemarin kenapa sangat arogan dan nantangin pemerintah? Disoroti soal kerumunan di bandara, masih bandel juga. Datang di Tebet, malah ajak orang rame-rame ke Petamburan. Apa itu bukan sengaja mau cari masalah? Udah kena masalah, baru deh melempem kayak kerupuk disiram air panas.
Tapi apa pun alasannya, intinya kedamaian datang seiring dengan ketidak berdayaan Rizieq. Kegaduhan pun hilang seiring dengan hilangnya nyali Rizieq saat terkena kasus hukum satu per satu. Coba pikirkan, bukankah negara ini lebih adem dan tentram setelah FPI dibubarkan dan pentolannya ditahan? Tidak terdengar ada rencana isu demo atau aksi ini itu. Karena memang tak dapat dipungkiri, kelompok inilah yang sering kali demo.
Demo besar, biasanya mereka-mereka juga. Plus kemungkinan ada sponsor. Begitu dibubarkan, dan kepalanya disikat, sponsor pun lari terbirit-birit, cuci tangan dan masa bodo. Dengan demikian, selesailah sudah.
Kalau Rizieq masih tidak ditahan, kemungkinan besar dia makin arogan. Bahkan mungkin mulai berani bikin kegaduhan yang lebih besar. Isu-isu lain mungkin akan dijadikan bahan demo. Misalnya, demo massal tolak vaksinasi. Bisa saja itu terjadi. Mereka itu bisa demo apa pun, tergantung situasi dan logistik.
Dia yang sering bikin ulah dengan demo demo berjilid-jilid, lalu dengan heroiknya teriak PKI, teriak antek asing dan aseng, sebarkan ujaran kebencian ke pihak lain. Pemerintah dikatain yang jelek-jelek. Sekarang dia menuai karmanya sendiri.
Masyarakat pun percaya, semakin lama Rizieq ditahan, semakin lama negeri ini merasakan kedamaian yang sudah lama dirindukan banyak orang. Dan ini memang bukti kalau Rizieq adalah orang yang selama ini menimbulkan banyak masalah di negara ini, dan terlalu lama dibiarkan bebas bertindak dan berucap.
Akhir kata, silakan Rizieq terima karma sendiri. Mau tobat juga sudah terlambat. Mau minta maaf pun, proses hukum tetap lanjut. Mau berontak pun, takkan punya nyali.
Discussion about this post