Pandji pragiwaksono bilang, pembubaran FPI itu kayak nutup situs bokep. Lalu membandingkan FPI dengan NU dan Muhammadiyah, yang katanya FPI itu dekat dengan masyarakat sementara NU dan Muhammadiyah itu elitis.
Sebagai standup komedian, saya curiga itu punchline dari seorang Panji. Karena menyamakan FPI dan bokep. Ya meskipun memang mereka sangat dekat, tapi bukan berarti sama sejajar.
Dari pernyataan Panji, ada dua kesalahan berpikir yang sangat fatal. Pertama, Panji bicara soal pembubaran FPI di tahun 2021, lalu menganggapnya percuma dengan alasan dari cerita masa lampau, tahun 2012
Dari 2012 ke 2021 itu jaraknya 9 tahun. Itu kan ibarat ada mahasiswa di suatu kampus, lalu nilainya jelek dan harus ngulang, kemudian si mahasiswa ini koar-koar dan bilang dosennya salah karena dulu dia adalah orang yang rangking satu saat masih SD. Itu bukan cuma tidak relevan, bahkan orang gila pun ga bisa berpikir seajaib ini.
Coba kalian tanya orang gila. Jawaban mereka paling senyum, diam, dan kalaupun jawab, masih nyambung gitu dikit-dikit.
Kedua, Panji ini mengutip pernyataan dari satu orang, Tamrin Tomagola, lalu dianggap sebagai sebuah kebenaran dan diyakininya. Kenapa ga sekalian panji ngutip pernyataan Rizieq atau Munarman soal FPI?
saya ini belajar di pesantren 6 tahun. Lalu ngajar di dua pesantren berbeda. Jadi kalau mau bicara soal kiai-kiai NU, saya pasti lebih paham dari Panji. Karena panji ini orang yang menurut saya serba nanggung. Dia nulis buku, bukunya ga laku. Main film ga ada yang nonton. Bikin lagu, kita ga pernah tau. Bahkan mungkin banyak dari kita ga tau kalau panji pernah ngeluarin album lagu. Masih mending SBY ya. Kita tahu, meskipun ga pernah denger lagunya.
Satu-satunya yang saya tau soal panji ini dia komedian. Meskipun kalau bicara sukses masih lebih sukses raditya dika. Kalau soal lucu masih kalah sama dodit mulyanto.
Jadi ketika Panji bicara soal NU, kiai NU yang menutup pintu, elitis dan sebagainya, lalu membandingkan dengan surat sakti FPI yang bisa memasukkan anak ke sekolah dan bisa memaksa dokter melayani orang sakit yang ga mampu, ini jelas komentar orang yang ga pernah main ke daerah. Tapi mari kita bahas satu-satu.
Soal sekolah. NU dan Muhammadiyah itu sama-sama punya sekolahan. dari TK, SMP SMA sampai perguruan tinggi. Oke. Kalau panji bilang surat FPI bisa bikin anak masuk sekolah, bagi kiai NU dan Muhammadiyah, berpuluh tahun mereka sudah menampung ratusan ribu anak-anak ga mampu. Gratis makan, SPP dan tempat tinggal. Lalu kamu mau bandingkan dengan satu surat FPI yang cuma bisa bikin anak-anak masuk tapi ga jelas biayanya ke depan gimana?
Di pesantren tempat saya belajar dulu, itu ratusan orang dibebaskan dari biaya makan dan SPP. Itu baru satu pesantren. Lalu kiai saya mau dibandingkan dengan orang FPI yang ga bisa baca kitab kuning dan cuma bisa nulis surat ancaman?
Tapi ya gapapa. Saya maklum saja. Sebab memang, ada banyak orang sombong dan arogan, merasa diri hebat dan fokus pada diri sendiri, lalu ga mau melihat orang lain secara menyeluruh. Kalian pasti pernah kan liat pengendara motor yang sombongnya minta ampun. Lalu ngegas-ngegas di sebelah kita saat nyalip? Sementara kita di dalam mobil. dari segi harga sudah pasti beda, dari sisi kecepatan juga bisa kita lewati. Tapi ya apa? kita kan orang-orang bersyukur yang menikmati ac dan perjalanan dengan santai. Orang2 NU itu santai orangnya, tapi berkualitas.
Lalu soal rumah sakit. Panji ini bicara soal cerita di 2012. Sekarang, orang ke rumah sakit sudah pakai BPJS. Jadi kalau dulu katakanlah FPI bisa bikin surat untuk paksa dokter malayani pasien yang ga mampu, ya mungkin itu dulu. Sekarang karena sudah ada BPJS, FPI jadi ga ada gunanya. Jadi bener lah dibubarkan. Ibarat permen karet yang udah ga manis lagi, ya buang lah. Masa mau ditelan. Tapi kalau panji dan temen-temennya mau nelan ya gapapa juga.
Selain itu, NU dan Muhammadiyah sama-sama punya rumah sakit dan klinik. Jauh sebelum ada BPJS, kalau ada warga ga mampu, rumah sakit milik NU dan Muhammadiyah ini udah lebih dulu ngasi pelayanan gratis. ga sebanding kalau mau dibandingkan dengan FPI yang dulu cuma bisa nulis surat, lalu dibilang dekat dengan masyarakat.
Lagian cerita soal Rizieq 2 kali masuk penjara, dan kini 3 kalinya, itu juga fakta. Fpi nyerang warga, persekusi, dan seterusnya itu juga fakta. Lalu menganggap pembubaran fpi itu ga ada gunanya kayak nutup situs bokep, ini aneh.
Ya bener sih nutup situs bokep itu percuma. Karena tetap bisa dibuka. Tapi pembubaran fpi ini juga soal penutupan akses dana. Kerusuhan itu butuh dana, demo itu butuh dana. Kalau sekarang ditutup, apa bisa diakses lagi?
Terakhir sebagai penutup, saya yakin teman-teman juga penasaran dengan siapa tamrin tomagola yang disebut-sebut oleh panji. Tamrin tomagola ini sosiolog UI. Dia adalah orang yang disiram air minum Munarman FPI, dalam acara live di tvone. Jadi kalau kata panji FPI itu dekat dengan masyarakat, ya mungkin ada benarnya. Saking dekatnya sampai main siram-siraman air
Discussion about this post