Andi Arief, politisi dari Partai Demokrat, siapa yang nggak kenal dia? Pemerhati politik pasti tahu, karena selain vokal, Andi Arief juga pernah kena kasus narkoba. Mungkin karena vokal itu, Andi Arief hingga sekarang masih dipertahankan oleh partai Demokrat. Dalam beberapa minggu terakhir, Andi Arief termasuk dalam beberapa politisi Demokrat yang “menyerang” Mensos Risma. Tujuannya? Jika mereka bilang kritik, maka saya akan bilang pansos dan caper. Karisma Risma yang tiba-tiba melejit, memang bikin beberapa orang takut hehehe…
Tapi soal Risma bukan fokus tulisan ini. Kita fokus pada cuitan Andi Arief beberapa hari lalu yang sempat jadi bully-an para netizen dan masuk ke berita media. “Ekonomi makin berat, jual nasi goreng jadi opsi,” cuit Andi Arief link twitter, disertai dengan foto SBY di bawah ini :
Kata-kata yang singkat, jadinya malah nggak jelas. Apakah Andi Arief sedang mencoba menyindir pemerintahan Presiden Jokowi, menyebut ekonomi sekarang makin berat? Hmmm, tahu pandemi covid kan? Ya memang ekonomi sedang melambat. Dan sudah banyak sekali upaya pemerintahan Presiden Jokowi untuk menolong rakyat agar ekonomi bisa jalan, seperti bantuan, insentif hingga diskon listrik. Tapi bukan dengan cara lockdown seperti yang diserukan Demokrat dulu. Kebayang kan kalau mengambil cara lockdown. Bisa beneran mampet ekonomi rakyat.
Lalu, maksudnya “jual nasi goreng” itu apa dan siapa? Apakah SBY yang sekarang jual nasi goreng? Sesuai dengan foto kan? Atau apakah SBY menyerukan warga untuk jualan nasi goreng, atau apa? Jika melihat secara sekilas dan juga mengambil kesimpulan dengan cepat, netizen bisa saja akan mengartikan bahwa ketika ekonomi makin berat seperti sekarang ini, SBY kemudian memilih untuk berjualan nasi goreng. Salah satu netizen memang berkesimpulan seperti ini. “Karna Ekonomi Sulit jualan ns goreng? Bukankah ada dana Pensiun rp 30 jt /bln? Dgn dana sgt rasanya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup deh,” tulis akun @MrsRachelin
Apakah ini yang jadi tujuan cuitan Andi Arief itu? Kan jadi blunder. Semua juga tahu kalau SBY hidupnya nggak kekurangan. Anaknya, Ibas, kan sudah jadi anggota DPR RI, dengan gaji gede. Masak nggak bisa mengongkosi bapaknya sampai harus jualan nasi goreng. Dan jika benar uang pensiun SBY mencapai 30 juta per bulan, kenapa pula harus repot-repot jualan nasi goreng?
Sebuah artikel berita di tribunnews.com memberikan gambaran latar belakang foto SBY dan nasi goreng itu. Wakil Sekjen Partai Demokrat, Renanda Bachtiar menjelaskan bahwa foto itu diambil pada Sabtu malam lalu (24/1) di kediaman SBY di Cikeas. Baliho besar yang bertuliskan “Nasi Goreng ala SBY” itu hanya lah buat seru-seruan. Saat itu, SBY sendiri yang membuat nasi gorengnya untuk dinikmati para staf, rekan-rekan dari Partai Demokrat dan anggota tim voli bernama LavAni yang diasuhnya. “Untuk benar-benar membuat usaha nasi goreng saat ini belum terpikirkan oleh pak SBY,” katanya Sumber.
Dikatakan bahwa nasi goreng buatan SBY memang pernah jadi alat diplomasi politik. Ketika pada tahun 2017, SBY menjamu Prabowo Subianto di Cikeas. Pertemuan ini disebut Partai Demokrat sebagai diplomasi nasi goreng. Untuk menggambarkan hangatnya pertemuan kedua tokoh politik ini Sumber.
Jadi foto yang diunggah oleh Andi Arief itu sebenarnya adalah acara santai. Lalu kenapa mesti dibumbui dengan kata-kata “ekonomi makin berat”? Saya kira ekonomi tidak terasa berat buat SBY, beda dengan rakyat kecil. Toh itu acara santai, tidak ada nuansa politisnya. Kenapa mesti dikasih embel-embel “ekonomi makin berat”? Sehingga menimbulkan multi tafsir, yang blunder buat SBY.
https://seword.com/politik/gegara-cuitan-nasi-goreng-andi-arief-permalukan-T8LSmhkCii
Discussion about this post