Komnas HAM sudah menginvestigasi kasus penembakan 6 laskar FPI. Menurut hasil investigasi mereka, kasus tersebut bukan merupakan pelanggaran HAM berat. Menurut pengakuan Komnas HAM selama ini ada pihak yang terus-menerus mendesak agar kasus tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berat.
“Kasus ini tidak dikategorikan sebagai pelanggaran HAM yang berat. Walaupun diakui memang ada pihak yang mendesak dan membangun opini sejak awal serta terus-menerus bahwa kasus ini adalah pelanggaran HAM yang berat,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.
Dia tidak bilang siapa pihak yang dimaksud. Salah satu cara yang dilakukan pihak yang terus mendesak dan membangun opini tersebut adalah dengan menyebarkan disinformasi. “Termasuk dengan cara menyebarluaskan disinformasi melalui video-video pendek yang mengutip berbagai keterangan anggota Komnas HAM atau aktivis HAM lainnya yang sebetulnya tidak berhubungan atau memiliki relevansi dengan kasus laskar FPI,” katanya.
“Menurut Komnas HAM RI, langkah disinformasi ini disinyalir bersifat sistematis untuk membangun opini dan mendesakkan pada kesimpulan tertentu yakni menggolongkan kasus ini pada pelanggaran HAM yang berat,” kata Taufan.
“Padahal, berdasarkan data dan bukti yang dikumpulkan oleh Komnas HAM RI, tidak ditemukan unsur-unsur pelanggaran HAM yang berat sebagaimana dinyatakan Statuta Roma maupun Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,” katanya.
Begini, mari kita tebak, siapa pihak yang mendesak dan ngotot agar kasus penembakan 6 laskar FPI ini dinaikkan statusnya jadi pelanggaran HAM berat.
Kalau menurut pengamatan saya sih utamanya adalah bohir atau orang yang selama ini berada di belakang ormas ini. Sudah menjadi kepercayaan banyak orang kalau ormas ini bukan murni bergerak karena bela agama. Ada tujuan politik di balik semua gerakan dan manuver mereka.
Tujuan politik ini dimanfaatkan oleh sekelompok pihak yang punya ambisi besar. Bubarnya ormas ini tentu saja menjadi sebuah pukulan telak. Apalagi pentolannya kini mendekam dibalik jeruji besi dengan berbagai hukuman yang menimpa sehingga ormasnya terbengkalai
Dengan demikian, mereka mau pakai apa, manfaatkan siapa? Saat ini tidak ada. Wajar kalau mereka ngamuk, dan berusaha mengembuskan isu agar kasus penembakan ini diblow-up sedemikian rupa agar jadi masalah besar. Sapi perah mereka tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk kepentingan politik. Masuk akal?
Kecurigaan kedua adalah seorang kakek tua yang membentuk sebuah tim Avengers ecek-ecek yang bertugas investigasi ulang kasus penembakan ini. Tim ini dibentuk karena tidak puas dengan hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM. Secara tidak langsung, mereka berharap Komnas HAM menetapkan kasus ini sebagai pelanggaran HAM berat. Sayangnya harapan mereka kandas. Kakek tua ini sudah dari dulu berusaha mencari celah untuk menyerang pemerintah. Haus kekuasaan, munafik dan masih belum sadar bahwa kekuatan politiknya sudah loyo.
Seandainya kasus ini dianggap sebagai pelanggaran HAM berat, langkah selanjutnya sudah bisa ditebak. Pemerintah akan jadi sasaran empuk. Pemerintah akan disalahkan. Bahkan bisa jadi, pihak luar akan masuk untuk mengompori situasi menjadi lebih panas lagi. Ini bisa jadi alasan bagi mereka untuk membuat kerusakan yang lebih parah. Mereka akan jadikan ini sebagai pembenaran untuk mengobrak abrik situasi politik. Rusuh. Endingnya jelas, presiden harus turun atau dilengserkan paksa. Mereka butuh bensin untuk menyalakan api yang lebih besar. Bensin ini ada di kasus penembakan 6 laskar FPI.
“Intinya, kesimpulan apakah kasus ini adalah pelanggaran HAM yang berat atau bukan, tentu saja tidak bisa didasarkan kepada asumsi apalagi dengan motif politik tertentu, tetapi harus berdasarkan data, fakta, bukti dan informasi yang diperoleh dan diuji secara mendalam berdasarkan konsepsi dan instrumen hak asasi manusia yang berlaku di tingkat nasional maupun standar internasional,” begitu kata Taufik.
Yang menginginkan membalikkan kasus ini adalah kelompok itu-itu juga. Tanpa menyebut nama pun, pembaca pasti sudah bisa menebak siapa orang tersebut.
Pada akhirnya kebenaran akan terungkap. Mereka akan kalah. Kabarnya mereka mau laporkan ini ke lembaga internasional. Silakan saja karena takkan berhasil. Saat itu tiba, cukup tertawa saja.
https://seword.com/politik/busuk-tercium-siapa-yang-desak-kasus-penembakan-6-PSlKfbJQk7
Discussion about this post