Jadi anak mantan presiden 2 periode, penampilan tidak kalah keren dengan seorang model, dan tidak kekurangan dana untuk mengongkosi karir politik. Bahkan sekarang jadi seorang ketua umum partai politik. Ternyata tidak menjamin jalan mulus seorang AHY dalam menapaki karir politiknya. Percobaan pertamanya di Pilkada DKI Jakarta 2017 gagal.
Kasak kusuk melobi dan mendekati orang nomor satu di negeri ini juga ternyata tidak berbuah manis. Tidak ada satu jabatan publik pun yang didapat oleh AHY. Baik di awal periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, apalagi ketika ada reshuffle kabinet. Dilirik pun tidak. Seakan jadi ketua umum Partai Demokrat tidak berarti apa-apa.
Strategi “nasi goreng” SBY sempat menghiasi berita-berita di media. Andi Arief membuka front dengan cuitannya, “Ekonomi makin berat, jual nasi goreng jadi opsi”. Lalu disambut oleh Roy Suryo dengan memuji bahwa hal itu merupakan sindiran yang cerdas ke pemerintah. Tapi imbasnya? Netizen malah mengecam. Terima duit pensiun Rp 30 juta per bulan kok masih mau jualan nasi goreng? Apalagi bagi para tukang nasi goreng yang ngos-ngosan menjajakan dagangannya setiap hari. Kok mau disaingi oleh mantan presiden yang tidak kekurangan duit? Sudah blunder, imbasnya pun tidak ada sama sekali ke AHY. Bahkan bisa-bisa menyeret AHY ke dalam blunder itu. Gagal dehh…
Strategi pun diganti. Entah kebetulan, entah tidak, seorang pengamat politik memberikan saran yang dianggap bisa memuluskan langkah AHY menuju RI 1 pada 2024. Adalah Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), yang menyampaikan pada media, dilansir rmol.id. Dedi menyarankan agar AHY membangun hubungan antar partai politik dengan Partai Demokrat Amerika Serikat (AS). Tentu beserta Joe Biden, Presiden AS yang baru dilantik. Menurut Dedi relasi internasional diperlukan terutama dengan negara berpengaruh seperti AS. Apalagi ada kesamaan nama parpol. Bertemu langsung dengan Joe Biden akan memperkuat relasi kedua partai politik ini.
Harusnya AHY terus berusaha “menjual” sosoknya dengan berbagai kegiatan yang berkaitan erat dengan publik. Ya susah sih, kalau tidak punya jabatan publik. Kalau begitu, harusnya Partai Demokrat mengikuti langkah Gerindra, bergabung dengan pemerintahan Presiden Jokowi.
Kalau sekarang kan nggak jelas. AHY nampak kasak kusuk pingin punya jabatan publik. Ketemu dengan beberapa ketum parpol koalisi pemerintah. Bahkan sempat di-endorse oleh PKB. Tapi para kader Demokrat terus-terusan menyerang pemerintah. Bahkan dengan narasi ngaco. Kan ngawur.
https://seword.com/politik/politik-nasgor-gagal-ahy-mau-dekati-joe-biden-ddWMXu6b0A
Discussion about this post