Semakin hari semakin membuka mata kita bahwa Front Pembela Islam (FPI) ternyata benar-benar Ormas terlarang. Ormas terlarang yang hanya berkedok agama. Dengan label “Pembela Islam” ternyata isinya preman, terorisnya, provokator, tukang demo bayaran, dan para munafikun. Untung saja pemerintah segera memblokir rekening mereka.
Hari ini kabar gembira untuk rakyat Indonesia. Densus 88 anti teror Polri menangkap terduga teroris di Makassar, diantaranya ada anggota FPI.
“Iya, hasil pemeriksaan Densus itu mereka memang anggota FPI Makassar. Tapi tidak semua (terduga teroris yang ditangkap adalah anggota FPI),” kata Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam yang dilansir dari detikcom, kamis (4/2/2021).
Meski tidak semua anggota FPI, namun ini menunjukkan bahwa FPI memang dekat dengan para teroris. Bagaimana tidak, sikap dan perilaku FPI selama ini memang sudah bercorak teroris. Teroris berarti suka mengancam, meneror, menakut-nakuti, dan itu terjadi dengan FPI, yang sering razia sepihak, persekusi, bahkan dengan arogannya pamer latihan kekebalan. Sungguh meresahkan!
PPATK terus bekerja keras menganalisa arus dana ormas terlarang ini, seperti yang dikatakan Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Ahmad Ramadhan. “Terkait dengan PPATK ini kan ada 92 rekening (FPI dan afiliasinya) tentunya proses itu masih dianalisis. Ada kaitannya dengan istri dari seorang anggota teroris tadi. Itu salah satunya ya,” jelasnya.
Semuanya akan terbuka dengan terang dan jelas. Dan semoga saja juga terbukti kalau memang para bohir itu juga terlibat pendanaan pergerakan FPI. Waduh… siap-siap pindah ke timur tengah nih orang-orang yang sudah memanfaatkan FPI sebagai penekan di panggung politik.
Kabar terbaru adalah, Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam menginformasikan bahwa para anggota FPI itu berbaiat kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.
“Jadi mereka berbaiat ISIS pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi di tahun 2015,” jelasnya.
Pembaiatan itu sendiri dihadiri oleh sejumlah pimpinan FPI, kata Merdiasyam, “Tahun 2015 itu ada pembaiatan di Limboto. Pembaiatannya waktu itu sama anggota FPI,” Benar-benar ormas teroris. Sudah jelas, karena banyak orang yang mudah dikibulin dengan jargon-jargon agama ternyata digiring menjadi teroris.
Kasihan benar. Akal yang paling penting pada manusia, ternyata terhijab dengan jargon-jargon agama yang dihembuskan oleh para dedengkot preman berjubah agama itu, misalnya dulu kita dengar kalimat-kalimat “Siap Bela Agama. Bela Islam. Bela Ulama” dan lain sebagainya.
Mereka tidak banyak yang berpikir ketika keluar kalimat “Penggal kepalanya”, ini kan jelas tidak mencerminkan agama yang berkasih sayang, justru sangat arogan, persis dengan kelakuan teroris.
Dalam upaya penangkapan teroris ini, Densus mendapatkan perlawanan. Artinya selama ini FPI dikatakan tidak pernah membawa senjata kata Munarman adalah bohong besar, pendusta.
Maka apa yang terjadi di jalan tol terhadap simpatisan FPI dan atau anggota FPI itu memang tindakan yang membahayakan petugas, apalagi membawa senjata dan menikmati adegan menyerang aparat. Jadi FPI ini dekat sekali dengan aksi teroris.
Gambarannya sudah jelas, bahwa FPI hanya sekumpulan orang-orang yang mabuk agama atau sekumpulan preman berkedok agama, sangat erat dengan tindakan terorisme dan teroris. Ormas ini jika dibiarkan lebih berlama-lama di Indonesia bisa menjadikan Indonesia seperti di Suriah. Sangat mengerikan.
Dengan fakta-fakta dan data-data yang semakin terang benderang itu, maka Munarman dan tokoh-tokoh yang sangat erat dengan FPI juga harus segera diperiksa dengan seksama. Selama ini keterlibatannya bagaimana.
Misalnya juga si Haikal Baras, orang ini adalah provokator yang menggelorakan militansi anggota FPI dan beserta simpatisannya. Dengan dalih kritik kepada pemerintah, ternyata ada kecurigaan yang sangat mendalam bahwa provokasi itu mengarah ke perlawanan pemerintah, ceramah-ceramahnya bisa dicek dan ricek.
Kini Haikal Baras sudah tahu betul FPI semakin tergerus dan tinggal sejarah kelam. Dan ia langsung bergegas cuci tangan mengaku bukan orang FPI tapi dalam berkegiatan masih banyak terlibat di lingkungan FPI.
Lalu apa bedanya? Bisa jadi orang ini melancarkan teror dengan model soft, artinya provokasi terus dijalankan agar terjadi konflik seperti yang ada di Suriah. Justru orang-orang seperti Haikal Baras inilah yang paling berbahaya di negara ini.
Discussion about this post