Begitu ada isu Demokrat akan dikudeta, AHY langsung memperlihatkan kalau dia ini bukan ketum yang bijak apalagi layak. Hingga masalah internal partai sampai harus berkirim surat kepada seorang presiden.
Jangan-jangan nanti masalah rumah tangganya, dia menyurati presiden dan memaksa ikut campur?!
Melihat fenomena sosial dan politik yang menjadi trend beberapa minggu ini yang masih membicarakan kecerobohan partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY, mantan Sekjen Demokrat Marzuki Alie angkat bicara.
Eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie menyebut setiap partai pasti terdapat intrik internal dan eksternal. Semua hal itu berujung kepada konflik kepentingan tertentu.
Namun, kata Marzuki, segala intrik internal dan eksternal seharusnya bisa selesai ketika tata kelola sebuah partai dilakukan secara profesional.
Dengan begitu, tidak muncul kekhawatiran tindakan inkonstitusional. Ini disampaikan Marzuki menanggapi klaim Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal indikasi kudeta untuk melengserkan kepemimpinan yang sah.
“Seandainya partai dikelola secara profesional, dan semua agenda-agenda partai dilaksanakan sesuai konstitusi partai, gak perlu khawatir adanya gerakan-gerakan yang dilakukan secara inkonstitusional,” kata Marzuki.
Lebih lanjut, Marzuki pun bercerita tentang alasan awal masuk ke Demokrat. Yakni mewujudkan partai yang modern dan lepas dari ketergantungan figur.
“Partai modern, dibangun dengan sistem yang kuat, kaderisasi, terprogram, dan berkelanjutan, dipastikan akan menghasilkan partai yang kuat, tahan terpaan dari mana pun,” ucap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-2014 itu.
Sebelumnya, AHY mengungkapkan, terdapat gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara sistematis.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kata AHY, gerakan mengambil alih ini melibatkan pejabat tinggi di lingkaran Jokowi. Bahkan, menurut AHY, beberapa menteri juga mendukung gerakan mengambil alih Demokrat.
Sungguh ketakutan yang berlebihan, dan sistimatis. Selain lingkaran Jokowi, AHY menyebut manuver politik merebut partai melibatkan segelintir kader dan mantan kader Partai Demokrat.
“Gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang, terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu,” kata AHY dalam keterangan resmi secara virtual.
Discussion about this post