Menanggapi berbagai pernyataan dari tokoh-tokoh dan lawan-lawan politik Jokowi yang menggiring opini bahwa Jokowi adalah seorang yang anti kritik, serta membuat narasi seakan-akan iklim demokrasi di rezim Jokowi ini dalam keadaan yang tidak sehat.
Jokowi dalam rapat pimpinan TNI-Polri yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/2/2021), dengan penuh kesadaran mengatakan bahwa, memang ada yang salah dengan UU ITE yang dibuat pada tahun 2008 tersebut. Dan menyampaikan saran revisi ke DPR bila UU ITE dianggap tidak dapat memberi rasa keadilan.
Jokowi menyadari bahwa perdebatan tentang UU ITE adalah masih adanya pasal-pasal karet yang penafsirannya bisa berbeda-beda, yang interpretasi nya mudah dilakukan secara sepihak.
Maka dalam penanganan pertama sebelum adanya revisi UU ITE oleh DPR, Jokowi memerintahkan Kapolri untuk membuat pedoman interpretasi resmi terhadap pasal-pasal dalam UU ITE, agar implementasinya menjadi jelas, konsisten, akuntabel dan berkeadilan.
Wacana Jokowi untuk mempersilahkan masyarakat mengkritik pemerintah, dapat dibaca sebagai bagian dari upaya dirinya dalam menertibkan ruang digital di Indonesia. Sebab Jokowi merasa, selama ini, tokoh-tokoh politik maupun masyarakat sendiri kurang dapat memahami perbedaan antara kritik dengan penghinaan atau fitnah.
“Tentu saja kita tetap harus menjaga ruang digital Indonesia agar bersih, sehat, beretika, penuh sopan santun, tata krama, dan juga produktif.” kata Jokowi.
Pancingan Jokowi nyatanya berhasil membuat masyarakat gaduh, dan di saat yang tepat, Jokowi memerintahkan membuat pedoman dan aturan yang jelas terkait apa dan bagaimana kriteria dari kritik, penghinaan atau ujaran kebencian tersebut.
Sehingga bila terdapat penangganan dari kepolisisan, pemerintah mempunyai pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Serangan kepada Jokowi tentang pembungkaman demokrasi, dijawab dengan elegan. Dengan perintah kepada Kapolri dan permintaan revisi UU ITE kepada DPR, Jokowi ingin mempertegas dan mematikan langkah para pengkritik nya yang sering kebablasan tak beretika.
Sekaligus juga menertibkan para pendukungnya sendiri dalam merespon berbagai serangan kepada pemerintah. Siap-siap saja para pen-cuit tak beretika akan berhadapan dengan aturan dan ketentuan yang sangat jelas dan gamblang.
Discussion about this post