Kritik datang bertubi-tubi diarahkan kepada Anies Baswedan sang penguasa yang cuek dan tahan banting, gara-gara kemampuannya dalam mengatasi banjir sangat payah dan membuat banyak warga DKI kecewa dan menyesal.
Padahal programnya sudah ada, tinggal eksekusi tanpa perlu mikir panjang. Dana APBD diketahui yang paling gede se-Indonesia. Tapi DKI bisa banjir parah. Ini namanya keterlaluan yang sangat keterlaluan. Bodohnya luar biasa.
Inilah akibat orang yang terlalu bernafsu, tak punya kemampuan tapi memaksakan diri jadi Gubernur, jadinya malah jual janji muluk. Akibatnya warga sendiri yang jadi korban.
Malahan denger-denger sang Gubernur mau maju ke Pilpres 2024, buzzeett… apa gak salah denger nih.. Anies memang WATADO, (Wajah Tanpa Dosa), ngomongnya senyah kayak krupuk, janjinya setinggi langit, sampai menghalangi pesawat lewat. Tapi semua nol besar.
Warga yang setuju jika Anies maju Pilpres adalah orang terbodoh se-indonesia, apalagi yang mau milih Anies, sudah dipastikan orang itu super idiot.
Semoga ini adalah tamparan keras terutama kepada warga yang selama ini memilih tanpa pakai pikiran jernih, terlalu nafsu pakai sentimen agama dan mau-maunya ditakut-takuti.
Menurut ketua Pansus banjir DPRD DKI Jakarta, selama tiga tahun terakhir ini, Pemprov DKI Jakarta tak fokus dan serius mengatasi masalah banjir, tekesan santai dan lamban.
Menurutnya, Anies terbelenggu oleh janji politik semasa kampanye. Tak mau melakukan normalisasi Ciliwung karena harus merelokasi atau memindahkan warga jauh-jauh dari bantaran sungai.
“Kalau mau bicara gamblang dan melihat alokasi anggaran, Pak Gubernur itu sudah tiga tahun tidak fokus terhadap isu banjir di Jakarta. Kenapa, karena terbelenggu dengan janji politik,” kata Zita Anjani yang juga Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PAN.
Untuk diketahui, kapasitas sungai eksisting hanya 950 meter kubik per detik, sedangkan rata-rata banjir tahunan debit airnya mencapai 2.100-2.650 meter kubik per detik. Bahkan awal 2020 mencapai 3.389 m3/detik.k
Dia juga menyoroti program sumur resapan yang kerap disampaikan Anies Baswedan. Dari 1,8 juta yang ditargetkan, ternyata yang baru dibangun hanya 1.772 titik, lalu selama ini apa kerja Anies?
Coba bayangkan, sumur resapan baru siap seribuan. Yang artinya ini baru dikerjakan 0,1 persen doang. Luar biasa. Tiga tahun cuma segitu, ya hitung sendiri lah berapa banyak yang bakal dikerjakan hingga Anies lengser kalau rate-nya selambat itu.
Anies tidak mau normalisasi entah karena gengsi lanjutkan program terdahulu atau takut menggusur warga yang menjadikannya Gubernur. Menggusur itu tidak gampang, karena kemungkinan besar bakal ricuh dan diprotes.
Anies pasti tahu betul, tapi pura-pura tak tahu kalau normalisasi Ciliwung tidak diteruskan maka akan terus terjadi banjir. Semua juga tahu kalau ini ada kaitannya dengan janji politik. Anies sengaja memanfaatkan keluguan warga bantaran sungai untuk meraih suara.
Anies sengaja demi mendapat simpatisan dan dukungan warga bantaran sungai, dengan menggunakan kesan keberpihakan pada rakyat kecil. Apakah ini artinya membohongi publik dengan janji yang sebenarnya sangat membahayakan orang lain?
Demi pencitraan janji politik segelintir orang, satu Jakarta terkena dampaknya dan tenggelam dalam janji politik Anies. Yang lucunya, Anies mengatakan, itu bukan banjir saudara-saudaraku sekalian, itu cuma genangan air, dan dalam 6 jam pasti surut. What The Fuck..!!
Terlihat Anies mau enaknya aja. Maunya kerja santai, tidak perlu capek-capek, cukup kerjakan hal receh lalu blow up seolah itu prestasi yang patut diganjar penghargaan. Maunya cuma menjual wacana dan kata-kata tanpa eksekusi.
Bicara soal biaya penanganan dampak banjir, biaya-biaya boros lainnya seperti anggaran buat santunan, bantuan kepada warga, tempat pengungsian, perbaikan kerusakan akibat banjir, pemulihan pasca banjir dll tak tersentuh.
Hitung sendiri berapa banyak lagi yang harus diboroskan hanya karena tidak becus urusi banjir selama 3 tahun terakhir ini. Semua biaya itu bisa dikurangi kalau becus kerjakan proyek utama penanganan banjir.
Seolah Anies cuma fokus untuk mengoleksi penghargaan agar dapat dijadikan bahan untuk membodohi warga yang bisa dibodohi. Dan herannya ada saja yang termakan dan terjebak janji manis Anies.
Ada yang masih ingat TGUPP? hilang dari peredaran tapi gajinya masih mengalir sampai sekarang, sama sekali tidak jelas apa kerjaannya. Gubernurnya pun sama, entah apa yang mereka kerjakan selama ini.
Discussion about this post