Tak mau disalahkan, Anies Baswedan sang penguasa DKI melengserkan Kepala Dinas Sumber Daya Air (Kadis SDA) DKI Jakarta Juani Yusuf yang dinilai gagal dalam mengendalikan air di DKI.
Anies adalah pemimpin tertinggi DKI yang bebas untuk melakukan apapun, hingga mengelak dari tuduhan ketidak mampuannya dalam mengurus banjir di DKI.
Dengan mencopot Juani, Anies berkilah bahwa karena ketidak mampupan Kadis SDA mengontrol air, Jakarta banjir. Jadi Anies tidak disalahkan jika DKI banjir, karena yang salah adalah Kadis SDA. Keren kan.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengomentari pencopotan Juani Yusuf dari Kadis SDA DKI Jakarta yang terkesan tiba-tiba. Gembong menilai, langkah Anies itu untuk menutupi kegagalannya dalam penanganan banjir di Ibu Kota.
Pada kenyataannya, langkah Anies Baswedan dalam mengurangi resiko bencana alam tahunan ini sangat minim. Menurut Gembong, berbagai program prioritas penanganan banjir juga hingga kini mandek dieksekusi.
“Bisa juga iya (Juani didepak karena karena banjir pekan lalu) karena ekspektasi tinggi Anies yang berharap bisa menyelesaikan banjir tapi ternyata enggak masih begitu parah,” tegas Gembong.
Rasanya tak akan habis mengomentari Gubernur DKI yang satu ini. Anies sebenarnya tidak mencari kambing hitam, tetapi Anies ingin menunjukan kepada rakyat Jakarta bahwa Anies serius menangani banjir, jadi yang terkesan tegas, padahal letoy.
Juani didepak setelah banjir besar menerjang Jakarta pada akhir pekan lalu. Dia turun jabatan menjadi Wakil Wali Kota Jakarta Utara. Sesuai informasi yang di dapat, banjir pekan lalu merendam ratusan RT dan membuat ribuan jiwa mengungsi. Banjir itu juga merenggut lima korban jiwa.
Kendati Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah pencopotan Juani gara-gara banjir kemarin, namun Gembong menduga Juani didepak karena hal itu, sebab disisi lain Anies disebutnya sudah berekspektasi tinggi soal penangan banjir, namun kenyataannya banjir besar masih terjadi.
Agar Juani tak komplain, Ariza (tangan kiri Anies) mengatakan, berkat kerja cekatan Juani, durasi banjir kali ini juga lebih cepat surut ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pun demikian, cakupan wilayah yang terimbas banjir juga semakin berkurang.
“Pak Juani sejauh ini bekerja sudah cukup baik, terbukti kita lihat banjir tahun ini kita berhasil mengurangi genangan,” kata Ariza.
Bisa aja pak Ariza, banjir di anggap genangan. Wakil dan Pimpinan sama-sama mummet mikirin genangan air yang tak mau surut. Banjir disebut genangan, air hujan berlebihan dianggap berkah.
Discussion about this post