Sejumlah trotoar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan segera ditata. Pemprov DKI terus menata jalur pejalan kaki atau trotoar agar terlihat bagus walaupun sedikit mengganggu pengguna jalan lainnya.
Dalam rilisnya, Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan penataan trotoar ini menggunakan APBD DKI Jakarta 2021 senilai Rp 60 miliar.
Penataan trotoar akan dilakukan di lima titik, yaitu Jl Senopati, Jl Suryo, Jl Wolter Monginsidi, Jl Trunojoyo, dan Jl Gunawarman. Secara keseluruhan, trotoar yang akan ditata sepanjang 4,6 km dengan lebar 3-4 meter.
Mungkinkah trotoar yang panjangnya hanya 4,6 km menelan biaya hingga 60M?. Trotoar panjang 4,6 km yang kalau dikonversikan ke satuan meter menjadi 4600 meter. Lebarnya antara 3-4 meter, di ambil tengahnya sebagai rata-rata menjadi 3,5 meter.
Jadi luas trotoar secara keseluruhan di estimasikan adalah 4600 meter × 3,5 meter = 16.100 meter persegi. Jadi biaya penataan trotoar per meter persegi adalah Rp 60 miliar dibagi dengan 16.100, yaitu sekitar Rp 3,7 jutaan per meter persegi.
Coba pikir pakai logika, biaya penataan trotoar yang panjangnya 100 cm × 100 cm setara dengan Rp 3,7 jutaan. Masuk akal atau terlalu gila?
Pengerjaan trotoar 1 meter × 1 meter, katakanlah mau bongkar ulang, lalu disemen, lalu dipasang ubin, tambah biaya pengerjaan tukang, tambahin lagi penataan kabel utilitas di bawah (kalau ada). Apakah wajar mencapai Rp 3,7 jutaan?
Lain halnya kalau trotoarnya berkualitas tinggi, world class dan premium. Ubin atau keramiknya mahal terbuat dari batu alam atau batu meteor langka, dan semen yang digunakan mungkin dicampur serbuk emas atau permata.
Bahkan ada yang mengatakan harga segitu adalah harga standar bangun rumah. Ini sangat tak masuk akal. Tapi ini tidak mengherankan lagi. Banyak proyek seperti ini yang nilainya terlalu fantastis, terlalu tinggi dari harga yang dianggap banyak orang sebagai harga yang wajar.
Beberapa contohnya; Saat Kali Item yang ditutupi kain waring. Ini benar-benar proyek paling aneh yang pernah ada. Menutupi bau dan jeleknya kali dengan kain? Biayanya Rp 500 juta untuk kain sepanjang 726 meter.
Berarti, harga kain per meter adalah Rp 500 juta dibagi 726 meter = sekitar Rp 688.000. Coba pikirkan lagi, wajar tidak harga kain segitu?
Selanjutnya adalah seni bambu getah getih yang sempat menghiasai Bundaran HI. Harganya Rp 550 juta untuk bentuk yang tidak terlalu jelas apa itu. Ada yang bilang, kalau dilihat dari jauh, mirip orang yang gitu lah.
Sementara itu di Bali, tepatnya di objek wisata sawah terasering Jatiluwih juga ada instalasi seni bambu Dewi Sri yang jauh lebih artistik dan rumit, yang menurut pembuatnya hanya memakan biaya puluhan juta rupiah, tidak sampai ratusan juta rupiah.
Sebenarnya kalau mau dibongkar satu per satu, tidak akan cukup waktu. Terlalu banyak proyek DKI yang aneh soalnya. Yang paling legend adalah anggaran Lem Aibon. Untung saja ketahuan. Kalau tidak, bakalan lolos.
Kita sering baca komentar netizen yang meminta KPK menelusuri anggaran seperti ini. Nyatanya KPK santai kayak di pantai. Kalau mau, dari dulu KPK sudah usut. Tahu gak alasannya apa? Ada keluarga Baswedan di tubuh KPK..!
Discussion about this post