Meskipun Anies Baswedan sang penguasa DKI mengklaim dirinya tidak memiliki buzzer, tetapi pada faktanya, dia memiliki media yang secara tidak langsung bisa mengambil alih tugas buzzer. Karena buzzer Anies itu tugasnya adalah memberitakan kebaikan-kebaikannhya Anies yang bertolak belakang.
Itu sangat penting agar Anies tetap bisa eksis dalam kontestasi politik, jangan terputus. Sebab jika terbutus, namanya bisa tenggelam ditelan genangan air Jakarta yang makin lama surut hingga membutuhkan beberapa jam untuk mesuk ke bumi.
Warga DKI Jakarta yang merasakan dampaknya langsung terkait banjir Jakarta gak akan bisa dibohongi berita tentang penghargaan atau keberhasilan Anies Baswedan. Tetapi, orang di luar Jakarta bisa tergiur oleh pemberitaan tentang penghargaan yang diterima oleh Anies Baswedan.
Sebab, mereka tidak merasakan secara langsung. Karena tidak merasakan secara langsung, maka mereka cukup meyakininya atau imani saja. Sama seperti awal warga Jakarta yang memilihnya karena iman, bukan karena kinerja.
Di tengah sederet penghargaan yang diterima oleh Anies Baswedan, kalau mau jujur, kita akan kesulitan menyebutkan proyek besar apa yang sudah dilakukan oleh Anies bagi warga Jakarta. Menurut saya, tindakan nyatanya tidak sebesar penghargaannya.
Apakah proyek besar Anies itu seperti penutupan kali item dengan waring supaya gak bau? Mengecat atap rumah? Mengecat pembatas jalan? Mengecat jalan raya untuk jalur sepeda? Membuat patung getah getih? Membuat peti mati untuk corona? Memberikan ide toa untuk informasi banjir?
Lalu Proyek rumah tanpa DP yang ternyata gak terjangkau oleh orang yang hanya bergaji UMR? Atau menerbitkan ribuan IMB untuk pulau reklamasi? Saya bingung, proyek besar Anies yang mana yang mengahantarkan dia mendapatkan berbagai penghargaan?
Sudah menjadi rahasia umum kalau Anies memang memanfaatkan media untuk membangun citra baik demi mendongkrak popularitasnya, walaupun bercitra negatif. Anies tak perduli yang penting sekarang dirinya dikenal banyak orang.
Karena cita-cita Anies hanya satu, yaitu menjadi RI 1, ambisi itu pun membuat dirinya lupa siapa dia sebenarnya, ia anggap mudah memimpin Indonesia, sedangkan memimpin DKI saja gak becus.
Anies hanya ingin popularitasnya naik, dirinya ingin dianggap orang penting yang berprestasi tapi tanpa kerja keras, Anies ingin tampak sempurna dimata masyarakat, kemampuannya yang pas-pasan membuat dirinya lupa bahwa sebenarnya dia tidak mampu melakukan itu. Kasihan Anies.
Discussion about this post