Ada yang namanya jurus NGELES atau jurus merangkai kata. Jurus ini bisa membuat para “kadrun” yang super bodoh tertipu dengan kata-kata yang sok intelek padahal isinya hanya omong kosong untuk membodoh-bodohi warga khususnya warga DKI.
Pengguna jurus ini ada Anies Baswedan, Rocky Gerung dan beberapa nama lainnya yang akan penuh jika di sebut. Riza Patria adalah salah satu orang yang menguasai jurus ini, entah diturunkan atau dia pelajari sendiri, tapi yang pasti beliau sudah menjadi bagian dari dunia kegilaan yang menembus batas dan melampaui kemampuannya.
Seperti dalam kasus baru-baru ini, gagalnya pembuatan sumur resapan atau vertical drainase membuat Riza Patria mengeluarkan jurus NGELES dengan merangkai kata yang tidak kalah hebat dari Anies Baswedan, Riza berkata :
“Kan ini harus pakai e-Katalog. Kami akan usahakan mendorong semua pengusaha yang memiliki produk masukkan ke e-katalog. Supaya banyak pilihan supaya lebih merata, tidak dimonopoli oleh satu-dua perusahaan,” ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/3/2021).
Gagalnya pembuatan sumur resapan adalah karena upaya pemprov DKI dalam menghindari monopoli. Maka kadrun akan percaya-percaya saja alasan tersebut, karena mereka sudah terkena hasutan oleh kata-kata sok intelek dari Riza Patria yang sebenernya gak intelek.
Tapi bagi orang normal alasan tersebut adalah alasan konyol yang sangat mudah terlihat bahwa hal tersebut hanya upaya membodohi masyarakat. Berikut letak kekonyolan dari alasan mengada-ngada Riza Patria.
Monopoli terjadi ketika hanya terdapat satu perusahaan yang menguasai pasar dan menentukan harga semaunya. Dengan berusaha mendorong perusahaan lain untuk memasukan produknya ke dalam e-katalog, maka Riza sendiri mengakui bahwa ada banyak perusahaan dalam hal pembuatan sumur resapan.
Lalu dibagian mana yang Riza kuatir akan terjadi monopoli? memangnya kalau hanya beberapa perusahaan yang mengerjakan sumur resapan akan otomatis terjadi monopoli? memangnya perusahaan lain tidak bisa mendapatkan proyek di tempat lain? Harus kita ketahui bahwa pembuatan sumur resapan itu adalah kerjaan perusahaan konstruksi.
Perusahaan konstruksi di Indonesia ada ratusan baik swasta maupun BUMN. Ada Wika, Waskita, Adhi Karya dan banyak lagi perusahaan konstruksi. Jadi sangat tidak mungkin terjadi monopoli, kecuali kerjaan perusahaan tersebut hanya membuat sumur resapan dan sumur resapan adalah ide orisinil dari pemprov DKI, yang hanya merupakan proyek pemprov DKI.
Jadi tidak akan terjadi monopoli, kecuali pembuatan sumur resapan dimonopoli oleh pemprov DKI. Lucu kan? untuk menghindari monopoli, tapi Riza bertindak seolah-olah dia menguasai atau memonopoli soal pembuatan sumur resapan.
Tapi walaupun seandainya pembuatan sumur resapan dimonopoli oleh pemprov DKI, tetap saja tidak akan terjadi monopoli. Karena kerjaan perusahaan konstruksi itu tidak hanya membuat sumur resapan, mereka bisa mendapatkan proyek lain seandainya tidak ikut serta dalam pembuatan proyek sumur resapan pemprov DKI.
Terbukti bahwa di sini Riza menggunakan jurus merangkai kata, untuk menutupi kegagalan pemprov DKI dalam mencapai target pembuatan sumur resapan. Lebih lucunya lagi banyak ahli yang mengatakan pembuatan sumur resapan ini tidak akan efektif mengurangi banjir. Salah satunya adalah di berita berikut ini.
Sudah idenya konyol dan banyak dikritik, tidak tercapai pula targetnya, lalu membuat alasan yang tidak-tidak. Dalam dunia orang normal, maka ini adalah triple combo kegagalan pemprov DKI. Tapi dalam dunia kegilaan, kadrun akan tetap menganggap ini ide yang bagus dan berhasil dilakukan pemprov DKI.
Kesimpulannya, monopoli adalah alasan konyol untuk menutupi kegagalan proyek konyol (sumur resapan) yang dicanangkan Anies Baswedan, dibantu oleh wakilnya yang merangkap jadi ‘tukang cebok’ kesalahan sang Gabener.
Dengan ini maka sebenarnya Anies dan Riza Patria jauh lebih cocok main game “monopoli” saja daripada urus sebuah provinsi. Tapi bagi warga dunia ‘kegilaan’, tetap Anies dan Riza adalah pasangan pemimpin terbaik sepanjang massa, seluruh dunia, seluruh galaxy dan bahkan luar angkasa.
Discussion about this post