Inilah hebatnya Anies si Badut DKI, dia selalu bisa saja memikirkan langkah-langkah ajaib untuk menyelesaikan masalah tanpa masalah. Contohnya adalah soal rumah DP 0%, dari target sekitar 230.000 Anies hanya sanggup membuat sekitar 1.000 rumah.
Anies diketahui baru membuat 780 rumah DP 0%. Tapi untuk mempermudah perhitungan baiklah kita anggap saja 1.000 Rumah, lalu targetnya kita anggap 200.000.
Kali ini kita beri kompensasi, terhitung Anies baru menyelesaikan 0.5 persen dari target yang ditetapkan. Lalu bagaimana solusinya agar Anies mampu mencapai target pembangunan rumah DP 0%?
Di sinilah kehebatan Anies sang badut DKI dalam mencari ide-ide luar biasa, yang bahkan tidak akan terpikirkan oleh orang pintar setara Elon Musk sekalipun. Alih-alih mempercepat pembangunan rumah tersebut, Anies malah terpikir untuk menurunkan targetnya.
Akhirnya Anies berencana menurunkan target rumah DP 0% menjadi sekitar 10.000 saja. Benar-benar jenius bukan? dengan menurunkan targetnya, maka sekarang Anies sudah berhasil membangun 10% rumah DP 0% jika dibandingkan dengan tergetnya.
“Di Perda RPJMD (2017-2022) yang berlaku saat ini terdapat target penyediaan rusunami sebanyak 232.214 unit. Sementara di draft perubahan RPJMD, target rusunami berkurang 95,5 persen sehingga hanya menjadi 10.460 unit,” kata Eneng Malianasari, kepada Beritasatu.com, Sabtu (13/3/2021).
Nikmat gubernur seiman mana lagi yang kau dustakan wahai JKT58? Inilah kehebatan Gubernuh pilihan anda.
Tapi tercium something fishy di sini, apalagi target ini diturunkan setelah proyek DP 0% tersangkut kasus korupsi. Melihat sebelumnya Anies hanya mampu mencapai 0.5% dari target, maka penulis yakin bahwa target sebelumnya itu tidak realistis. Betul tidak?
Tapi dengan jumlah target yang “wah”, maka dana yang bisa diserap dari APBN juga bisa “wah” bukan? namun setelah tersangkut kasus korupsi, maka akan sangat sulit jika dana yang “wah” tersebut dipakai yang tidak-tidak.
Karena detail anggarannya tidak dibuka ke publik, sehingga wajar publik mempertanyakan dan menduga-duga terkait anggaran yang di selewengkan dari target 230.000 menjadi cuma 10.000.
Ini adalah tugas dari PSI sebagai DPRD Jakarta untuk mengecek selama ini penggunaan anggaran DP 0% sesuai tidak dengan target 0.5% yang Anies capai.
Kenapa harus PSI? karena cuma PSI yang sekarang bisa dipercaya untuk menjaga anggaran milik masyarakat di DKI Jakarta. Masak harus berharap sama DPRD PDIP, atau KPK DKI yang ketuanya adalah Bambang Widjojanto si ahli saksi palsu?!
Bukan pekerjaan yang mudah bagi PSI, kita cuma memberikan dukungan moril dan doa buat teman-teman PSI. Posisi Anies di Jakarta sendiri sudah berada dalam perlindungan berlapis, baik dari fraksi-fraksi di DPRD, KPK abal-abal versi DKI, hingga KPK asli yang di dalamnya ada “Nick Fury”.
Selain soal target yang turun, rumah DP 0% persen juga sekarang hanya bisa dimiliki kalangan menengah ke atas karena batas maksimal penghasilan dinaikan dari 7 juta menjadi 14 juta.
Di Perda RPJMD, program rusunami bisa diikuti oleh warga yang berpenghasilan maksimal Rp 7 juta per bulan. Sedangkan di perubahan RPJMD, Pemprov DKI menaikkan batas maksimal penghasilan menjadi Rp 14 juta per bulan.
Sampai sini kita jadi tahu perbedaan prinsip Ahok dan Anies dalam memberikan solusi kepada warga miskin yang membutuhkan tempat tinggal yang layak.
Prinsip ahok: Kamu orang miskin ga sanggup beli rumah, silahkan tinggal di rusunami (murah, kami subsidi). Sisa uangnya bisa kamu pakai mencicil rumah di daerah-daerah sekitar Jakarta. Nanti ketika kamu sudah tua, kamu punya rumah, tapi di daerah.
Prinsip anies: Saya sediakan rumah di Jakarta, lumayan ujung tapi masih Jakarta. Eh ralat deh rusunami bukan rumah. Kami subsidi juga, tapi kamu tetap harus mencicil ya? tenang saja kalo gaji kamu 14 juta sebulan aman, kalau di bawah itu coba daftar saja.
Dan jika ditolak oleh bank DKI, itu adalah urusan anda bukan saya (BADUT DKI). Dipastikan warga DKI yang miskin tidak akan punya rumah sampai mati. Tapi jangan khawatir anda telah mendapatkan rumah di surga, karena sudah memilih gubernur seiman dan sejalan.
Discussion about this post