Rizieq membela diri. Sudah pasti dong. Pengecut seperti dia mana mungkin mau mengaku salah. Bahkan kalau silap mata sedikit saja, kemungkinan dia bakal melarikan diri dan sembunyi entah di mana, sulit dilacak lagi. Berkali-kali dia berusaha sembunyi, tapi pada akhirnya menyerah setelah tahu tak sanggup lagi.
Saat membela diri, Rizieq menuding kejaksaan dan kepolisian bermufakat menjeratnya dalam kasus hasutan berbuntut kerumunan di Petamburan. Dia membandingkan ini dengan kerumunan di bandara.
Harusnya, kalau mau membela diri, kondisinya harus pas. Misalnya dia pulang tidak memberitahukan siapa pun, jadi pendukungnya sama sekali tidak tahu. Pulang ya pulang aja. Bilang aja deh pengen disambut bak raja, dielu-elukan dan dipanggil-panggil namanya. Bilang aja haus pujian, gak usah munafik.
Rizieq menuding Kepolisian dan Kejaksaan melakukan permufakatan jahat karena menyamakan undangan acara Maulid Nabi dengan hasutan melakukan kejahatan. Dia menilai hal tersebut bentuk dari logika sesat. “Saya dan panitia Maulid mengundang umat datang untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai suri tauladan, bukan untuk menghasut umat melakukan kejahatan. Jika undangan Maulid difitnah oleh Kepolisian dan Kejaksaan sebagai hasutan kejahatan berkerumun, maka saya khawatir ke depan azan panggilan salat ke masjid dan undangan kebaktian di gereja serta imbauan ibadah di pura dan klenteng juga akan difitnah sebagai hasutan kejahatan berkerumun, sehingga ini akan menjadi kriminalisasi agama,” katanya.
Lagi-lagi gak ngaca. Bagaimana dengan Rizieq yang menyinggung soal lonte saat acara tersebut. “Ada lonte hina habib. Pusing, pusing. Sampai lonte ikutan ngomong, iyee…,” katanya.
Lalu Rizieq menyinggung soal polisi menjaga rumah orang yang disebutnya lonte itu. “Saya nggak marah. Cuma ada umat yang marah, ngancem mau ngepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Kacau, kacau,” kata dia.
Setelah menyampaikan tudingannya, Rizieq mengajak Kepolisian dan Kejaksaan agar bertobat. Dia mengatakan bahwa hasutan kejahatan dalam kasusnya merupakan fitnah. “Demi Allah saya bersumpah bahwasanya hanya manusia tidak beragama atau anti-agama yang memfitnah undangan ibadah sebagai hasutan kejahatan. Karenanya, melalui sidang ini, saya serukan kepada kepolisian dan kejaksaan, segeralah tobat kepada Allah SWT sebelum kalian kena azab Allah SWT,” katanya.
Tobat? Justru Rizieq yang harus tobat. Stop bikin gaduh. Stop provokasi. Mulut dijaga baik-baik, jangan ugal-ugalan. Imam besar kok kelakuan sangat tidak patut dicontoh. Hitung sendiri berapa banyak kesalahan dan kekacuaan yang sudah diperbuat. Masih berani suruh orang tobat? Yang kena azab itu siapa? Yang terdakwa siapa? Yang ditahan siapa? Masih mengaku benar. Seolah tangan kanan Tuhan sehingga bisa seenaknya mengatakan azab azab. Ingat kembali doa-doa buruk yang pernah lontarkan.
Orang yang bersalah, bukti kesalahannya banyak, tapi masih bisa menyalahkan orang lain apalagi bawa-bawa azab, harusnya dihukum seberat-beratnya. Tutur kata, perilaku dan perbuatannya tidak mencerminkan kesejukan. Malah mengganggap orang lain adalah biang masalah. Setebal apa sih mukanya hingg pede ngomong seperti itu?
Discussion about this post