Eksepsi atau nota keberatan yang dibacakan Rizieq dalam sidang di PN Jakarta Timur kembali menyeret korban lain. Banyak pihak yang seolah dilempari getah oleh Rizieq. Ini adalah sikap yang wajar dari seorang pengecut.
Takut hadapi kasus, bisa melarikan diri jika ada kesempatan, dan menuding pihak lain sebagai orang yang dipersalahkan. Rizieq menuding sejumlah pejabat pemerintahan karena telah menyebar kebohongan terkait Covid-19.
“Semestinya kepolisian dan kejaksaan memproses para pejabat yang selama ini sebar kebohongan tentang COVID-19 sehingga nyata-nyata menimbulkan keonaran dan kedaruratan kesehatan masyarakat. Menko Polhukam Mahfud Md membohongi masyarakat bahwa cukup dengan olahraga untuk menghadapi pandemi COVID-19,” demikian isi eksepsi Rizieq yang katanya si Dzuriat Rosul.
Selain itu Luhut juga terseret. “Menko Maritim Luhut membohongi masyarakat bahwa virus Corona tidak kuat dengan cuaca Indonesia,” katanya.
Rizieq juga mengungkit pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, mantan Menkes Terawan hingga Menhub Budi Karya.
“Menko Perekonomian Airlangga membohongi masyarakat bahwa Corona tidak akan masuk Indonesia. Mantan Menkes Terawan membohongi masyarakat bahwa orang sehat hadapi Covid-19 tidak perlu masker dan yang sakit pun akan sembuh sendiri sehingga tidak perlu diobati. Menhub Budi Karya membohongi masyarakat bahwa nasi kucing membuat kebal dari Corona,” katanya.
“Kenapa mereka semua tidak diproses hukum? Apa mereka kebal hukum? Apa hukum hanya berlaku bagi saya dan orang-orang yang dekat dengan saya? Diskriminasi hukum seperti ini tidak boleh dibiarkan karena akan merusak tatanan hukum dan menghancurkan sendi-sendi keadilan,” katanya.
Ini ibarat anak kecil yang sedang ketakutan, hampir nangis, lalu menyeret siapa pun, tanpa fokus dengan apa yang dikasuskan. Harusnya eksepsi itu membantah atau mengcounter apa yang menjadi kesalahannya, bukan menyeret pihak lain. Tingkah kekanak-kanakan ini sangat kontras dengan sebelumnya di mana Rizieq sangat garang dan arogan.
Ini bukan eksepsi, tapi semacam mengarang bebas dengan logika kacau balau. Atau bisa juga pertanda panik, curhat mewek lalu menyalahkan pihak lain agar ikut kena getah. Mungkin dalam hati hakimnya tertawa terbahak-bahak. Kok ada terdakwa yang begitu konyol bikin eksepsi murahan seperti ini.
Tapi saya anggap ini sebuah pertanda baik, karena bisa jadi Rizieq merasa sudah tidak ada yang bisa ditutupi dari perbuatannya. Mau tak mau, jalan terakhir sekaligus yang paling memalukan adalah menyeret pihak lain masuk ke dalam pusaran arus masalahnya. Memalukan, tapi bagi Rizieq itu membanggakan. Dan pendukung bodohnya juga terlaku bodoh untuk berpikir.
Rizieq ini sebenarnya sudah kebingungan sampai cuap-cuap tak karuan. Bukannya bicara soal materi dakwaan tapi main serang semua orang secara membabi buta, kelihatan paniknya. Makanya jadi orang jangan sok jagoan, begitu kena masalah, langsung ketahuan nyali pengecutnya.
Bicara soal bohong, bukankah Rizieq juga pernah atau bahkan sering bohong? Dia pernah positif Covid-19 tapi mengaku sehat. Malah mau menutupi hasil tes dan menghalangi Satgas Covid-19 yang mau mengetes Rizieq. Jari telunjuk menunjuk orang lain, dan tiga jari lainnya menunjuk diri sendiri.
Pihak Luhut sudah angkat bicara soal ini. Melalui jubirnya, Jodi Mahardi, dia enggan merespons jauh terkait tudingan itu. Ketika dimintai tanggapan, dia hanya tertawa, lalu menyinggung soal baliho. “He-he-he…. Yang pasti, Pak Luhut nggak nyebar baliho untuk pengumpulan massa,” kata Jodi. Jawaban singkat tapi mengena.
Rizieq mengundang lewat ucapannya sendiri, agar hadir di acara pernikahan putrinya. Bahkan setelah acara pernikahan putrinya beres, Rizieq katanya mau istirahat beberapa hari, agar kondisinya fit. Dia saat itu berencana keliling Indonesia bersama dengan pengurus FPI. Dia akan mendatangi setiap provinsi, mengajak semua umat, dan kita akan melakukan koordinasi dan konsolidasi untuk revolusi akhlak.
Dia bahkan meminta tidak ada pihak yang menghalangi rencananya ini. Dia juga meminta jemaahnya menjaga agenda keliling Indonesia ini. “Jadi jangan coba-coba ada pihak yang menghalangi tablig akbar kami, yang menghalangi yaitu daripada konsolidasi kami, karena kali ini kami tidak akan pernah tolerir siapapun yang coba menghalangi tablig-tablig dan umat Islam,” katanya dengan arogan memancing pemerintah namun jadi bumerang.
Discussion about this post