Pasca aksi teror bom bunuh diri di Makassar hari Minggu (28/3) lalu, Polri sudah mengamankan beberapa terduga teroris di berbagai daerah. Termasuk 4 terduga teroris di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur. Dari penangkapan itu diamankan pula berbagai barang bukti, termasuk atribut FPI, seperti baju, buku, poster dan kartu tanda anggota. Salah satu terduga teroris Husein Hasny (HH) adalah pemilik kartu tanda anggota FPI itu. HH diamankan di Condet. Selain kartu sebagai anggota FPI, satu kartu lain bertuliskan jabatan HH sebagai Wakil Ketua Bidang Jihad.
Menurut pihak kepolisian, HH berperan sebagai donatur perakitan bom. HH juga menjadi inisiator terkait kegiatan para terduga teroris untuk melancarkan aksi teror bom. “Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Semacam koordinatornya. Cukup tinggi perannya.
ZA, yang disebut oleh Irjen Fadil di atas, adalah Zulaimi Agus. Dia ini ditangkap di Bekasi. Peran ZA ini adalah “membeli bahan baku dan bahan peledak seperti aseton HCL, termometer dan alumunium powder,” papar Irjen Fadil Sumber. ZA juga memberitahu terduga teroris lain berinisial BS tentang cara pembuatan dan mencampurkan cairan yang disiapkan (untuk membuat bom).
HH dan ZA memang punya peran berbeda, namun ada kesamaan di antara keduanya yang bikin ngeri, baik HH dan ZA ternyata memegang peran penting dalam kepengurusan FPI. Keduanya tergabung dalam bidang jihad. Mereka memiliki anggota yang siap bergerak dalam membela Rizieq Shihab. Artinya mereka punya posisi tinggi di FPI dan punya anak buah.
Kedua, baik HH maupun ZA ternyata sempat hadir di lokasi sidang Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, kehadiran mereka di sana tak lain untuk mempelajari situasi.
Seperti kita ketahui sebelumnya, persidangan kasus Rizieq Shihab awalnya digelar secara virtual. Saat itu baik kuasa hukum maupun Rizieq sendiri bersikeras agar sidangnya digelar secara langsung atau offline. Dalam beberapa sidang awal yang virtual, mereka bikin keributan di ruangan sidang, hingga Rizieq yang mogok bicara dan malah melakukan ibadah sholat dan mengaji ketika sidang berlangsung. Catat ya, pihak Rizieq sendiri yang keukeuh bersikeras menghendaki sidang secara langsung.
Akhirnya majelis hakim mengabulkan permintaan mereka. Sidang pada hari Jumat (26/3) lalu digelar langsung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Seperti yang sudah diprediksi, ada beberapa simpatisan Rizieq yang demo di lokasi, namun berhasil dihalau oleh aparat. Saya belum menemukan info kapan tepatnya kehadiran HH dan ZA ini, apakah di sidang Jumat lalu atau sebelumnya.
Misalnya mereka hadir pada Jumat lalu, berarti bisa saja saat itu mereka sedang menghitung calon korban jika mereka mengadakan aksi bom bunuh diri di sana. Siapa calon korban mereka? Saya duga target mereka adalah aparat kepolisian yang sedang berjaga-jaga.
Sidang Rizieq merupakan sasaran empuk dan strategis buat para teroris ini. Pertama, karena banyaknya personel kepolisian yang diterjunkan di sana. Kedua, karena sidang Rizieq adalah sasaran berita semua media pada saat ini. Jika terjadi aksi bom bunuh diri di sana, imbasnya akan jauh lebih besar daripada yang terjadi di Makassar.
Tidak menutup kemungkinan juga akan disorot oleh media internasional. Dan jika ada anggota atau simpatisan FPI/Rizieq yang ikut jadi korban, itu adalah bagian dari jihad kan? Tentunya Rizieq sebagai imam besar tidak akan keberatan.
Bisa jadi. Semua bisa dipakai untuk kepentingan jaringan para teroris maupun kepentingan Rizieq/FPI. Yang jadi pertanyaan tinggal satu, yakni soal keterlibatan Rizieq sendiri. Sejauh mana? kami harap Polri bisa segera membongkar semuanya. Sudah jelas, semuanya berputar-putar di FPI. Bravo, Polri khususnya Densus 88!
Discussion about this post