Indonesia punya segalanya yang dibutuhkan untuk hidup. Sumber daya alam Indonesia sangat kaya dan melimpah ruah. Tak ada negara yang menandinginya. Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa sampai sekarang belum seluruh rakyat Indonesia bisa hidup sejahtera?
Jika ditanya seperti itu, saya akan menjawab salah satu faktor kenapa rakyat Indonesia belum seluruhnya sejahtera adalah karena Indonesia pernah dipimpin oleh diktator terkorup di dunia selama 32 tahun. Terpilihnya Soeharto mungkin menjadi musibah terbesar bangsa Indonesia.
Meskipun konon disebut bapak pembangunan, namun uang negara yang dikeruk oleh Soeharto dan keluarga sangat gila-gilaan. Lengkap dengan kediktatoran yang membuat orang takut untuk memberontak karena tak lama kemudian bisa lenyap dari bumi.
Soeharto boleh saja lengser di tahun 1998, namun tak ada yang berani mengusiknya. Soeharto dan keluarga masih dianggap menakutkan dan berbahaya meskipun sudah tidak menjadi penguasa. Dengan kekayaan gila-gilaan hasil menjarah uang negara, Soeharto dan keluarga bisa melakukan apapun yang dikehendaki, termasuk menghancurkan orang yang berani mengusik keluarganya.
Berpuluh-puluh tahun kuku Soeharto dan keluarga menancap kuat di bumi pertiwi. Beberapa aset negara yang seharusnya dikuasai oleh negara justru dikuasai oleh Yayasan keluarga Soeharto. Tak ada yang berani mengusik. Habibi, Gus Dur, Megawati, serta SBY lebih memilih diam meskipun berpuluh-puluh tahun TMII dikuasai oleh Yayasan Soeharto.
Saya kira soal ini banyak rakyat yang belum tahu. Saya sendiri baru tahu sekarang. Selama ini saya pikir TMII dikelola oleh negara dan pendapatannya masuk kas negara. Ternyata TMII dikelola oleh keluarga Soeharto dan pendapatan masuk kantong mereka.
Uniknya, justru seorang mantan tukang kayu yang berani mengusik keluarga Sorharto. Tidak tanggung-tanggung, mantan tukang kayu tersebut berani mengusir keluarga Soeharto dari TMII. Benar-benar presiden yang urat takutnya sudah putus. Saya rasa, sejauh ini baru mantan tukang kayu tersebut yang berani menantang keluarga Soeharto demi kepentingan rakyat Indonesia.
Seperti diketahui, gagasan pembangunan TMII memang dicetuskan oleh Siti Hartinah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Namun pengelolanya adalah Yayasan Harapan Kita dimana pengurusnya adalah keluarga Soeharto.
Sejumlah anak Soeharto dan keluarganya menduduki posisi penting. Bambang Trihatmodjo selaku pembina, Siti Hardiyanti Indra Rukmana sebagai ketua umum, dan Sigit Harjojudanto selaku ketua. Di situ juga tercatat suami Siti, Indra Rukmana sebagai ketua pengawas.
Melihat ketidakberesan ini, mungkin Jokowi sudah ingin membereskan sejak periode pertama. Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Jokowi bereskan di periode kedua yang tanpa beban. Tidak ada beban apapun bagi Jokowi untuk membereskan ketidakberesan TMII.
Presiden Jokowi lalu menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII. Inti Perpres itu menetapkan penguasaan dan pengelolaan TMII dilakukan oleh Kemensetneg, sekaligus menandai berakhirnya penguasaan dan pengelolaannya oleh Yayasan Harapan Kita.
Setelah Presiden Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII, menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno meminta Yayasan Harapan Kita yang dikelola oleh keluarga Soeharto angkat kaki dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pemerintah memberikan tengat kepada yayasan tersebut selama tiga bulan.
Dalam masa transisi, Yayasan Harapan Kita berkewajiban menyerahkan laporan pelaksanaan dan hasil pengelolaan, serta serah terima penguasaan dan pengelolaan TMII paling lambat tiga bulan setelah diterbitkannya Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII.
Pratikno menyatakan bahwa karyawan tetap yang selama ini bekerja di TMII, diharapkan terus bekerja seperti biasa selama masa transisi. Pemerintah juga memastikan para karyawan tetap memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas lainnya sebagaimana selama ini.
Saya kira baru kali ini ada pemerintah yang berani mengusik keluarga Soeharto bahkan sampai meminta untuk angkat kaki. Sebenarnya permintaan ini masih cukup halus sebab tidak sampai menempuh jalur hukum atas penyelewengan yang dilakukan oleh keluarga Soeharto.
Tapi meskipun begitu, saya kira hanya Jokowi dan jajarannya yang berani melawan keluarga Soeharto yang telah bertahun-tahun mengeruk uang negara untuk kepentingan pribadi. Semoga Jokowi beserta jajarannya sudah menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan setelah berani mengusik keluarga Soeharto.
Discussion about this post