Penggunaan cadar oleh teroris adalah pembahasan yang cukup menarik dan memicu banyak perdebatan. Ada yang berkata kalau penggunaan cadar, tidak menunjukan bahwa pelaku teror tersebut adalah muslim, artinya tidak semua wanita bercadar yang beragama Islam adalah teroris .
Tapi, bisa saja kan yang menggunakan cadar itu menyamar jadi muslim untuk memfitnah umat muslim? ini adalah pertanyaan retorik dari orang yang kelihatan sok kritis, padahal hanya usaha untuk denial. Orang bodoh mana yang demi memfitnah atau menjelek-jelekan pihak lain sampai rela mati melakukan bom bunuh diri? darimana mereka akan tahu kalau fitnahnya berhasil kalau sudah mati.
Apa untungnya memfitnah, tapi dirinya mati dan tidak mengetahui hasil dari fitnahnya? tidak ada ajaran agama manapun yang melegalkan fitnah untuk mendapatkan surga dengan memfitnah muslim. Karena dibandingkan agama lainnya seperti Kristen dan Yahudi, Islam terakhir muncul sehingga mustahil dibahas di dua agama tersebut, apalagi dianjurkan untuk difitnah dengan melakukan hal konyol seperti bom bunuh diri.
Apalagi kalau agama Hindu, Budha, Konghuchu yang jauh lebih awal lahir. Semakin mustahil lagi membahas agama yang muncul belakangan, apalagi menyuruh umatnya untuk mefitnah agama baru tersebut dengan melakukan hal konyol seperti bom bunuh diri.
Kalau alasannya karena uang, itu tidak mungkin, kalau sudah mati bunuh diri uangnya buat apa? Bisa saja kan buat keluarganya? ini makin konyol, memangnya kalau sudah mati dan bunuh diri dia bisa memastikan bahwa uangnya akan dibayarkan kepada keluarganya? ingat yang menyuruh melakukan bom bunuh diri pasti orang jahat, orang tolol mana yang percaya sama orang jahat bahwa setelah dirinya melakukan bom bunuh diri, uangnya akan dibayarkan.
Sejauh ini alasan paling masuk akal adalah pelaku bom bunuh diri melakukannya karena hasil cuci otak. Apa yang dijadikan bahan untuk mencuci otak orang tersebut? nah di sini kita bisa berdebat panjang lebar, yang pasti hal tersebut berhubungan dengan apa yang diyakini pelaku bom bunuh diri, seperti ideologi dan dalil agama yang dipelintir.
Walaupun begitu tetap faktanya bahwa pelaku bom bunuh diri banyak menggunakan cadar dalam aksinya, karena cadar tertutup dan memiliki banyak ruang sehingga pelaku bisa menyembunyikan bom dibalik cadar tersebut. Dimana hal tersebut akan sulit dilakukan pengguna kebaya dengan pakaian yang lumayan ketat, apalagi wanita yang memakai bikini.
Hal logis yang bisa dilakukan umat muslim untuk menghilangkan stigma bahwa pengguna cadar identik dengan pelaku teror hanya ada 2 yang efektif. Menyangkal bahwa pengguna cadar bukan pelaku teror, tidak akan mengurangi kewaspadaan masyarakat terhadap pengguna cadar. Cadar dikaitkan dengan terorisme itu terbentuk dari pengalaman masyarakat yang tidak hanya sekali atau dua kali, persepsi masyarakat pada dasarnya dihasilkan dari pengalaman akan kejadian yang selalu berulang.
Memang belum tentu orang tersebut pelaku teror, tapi menghindari resiko jauh lebih penting karena taruhannya nyawa. Jadi penulis tidak akan berjudi karena hal tersebut. Cara pertama yang bisa dilakukan adalah mengecam pelaku teror yang menggunakan cadar dalam aksinya. Cara kedua adalah melarang penggunaan cadar di tempat umum sehingga tidak dimanfaatkan untuk aksi teror.
Untuk cara pertama tentu sangat sulut, karena mayoritas muslim yang kita temui malah berusaha menyangkal pengguna cadar tersebut bukan muslim daripada mengecam perilakukanya yang menggunakan cadar saat melakukan aksi teror.
Kita juga tidak punya hak untuk memaksa seluruh muslim mengecam orang yang menggunakan salah satu atribut mereka dalam melakukan aksi teror. Tapi untuk cara kedua, kita sebagai warga negara punya hak berpendapat di negara demokrasi ini.
Jadi kami menganjurkan pelarangan cadar di tempat umum kepada pemerintah, demi melindungi salah satu agama yang atributnya digunakan untuk melakukan aksi teror. Muslim harusnya setuju dong? dalam kondisi tertentu seperti era Soeharto, orang yang tidak menggunakan cadar bukan berarti dosa dan masuk neraka kan?
Banyak negara yang melarang cadar karena maraknya aksi terorisme menggunakan atribut tersebut. Lantas apakah karena negara tersebut melarang, Tuhan yang maha pengasih itu pasti memaklumi posisi umatnya.
Discussion about this post