Rizieq yang saat ini sedang menjalani sidang dan berada dalam posisi terjepit karena ulahnya sendiri, ternyata masih banyak yang mendukungnya.
Salah satunya adalah beberapa pendukung yang rela berbuat konyol demi junjungannya. Sebut saja pendukung yang rela datang dan berpanas-panasan di depan gedung pengadilan.
Ada yang mengaku mewakafkan nyawanya untuk Rizieq. Ada yang bahkan teriak-teriak berdoa semoga yang menzalimi Rizieq dapat azab.
Intinya, mereka ingin agar Rizieq dibebaskan. Wajar sih, mereka kan mendukung Rizieq, pasti bakal berat sebelah. Tapi caranya itu sangat miris dan menggelikan.
Salah satu dukungan untuk pembebasan Rizieq datang dari Habib Umar, gak tau siapa yang jelas kocak aja.
Dia mendoakan agar Rizieq dapat segera terbebas dari jeratan hukum. Dalam doanya, dia juga turut menyindir Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dia meminta agar Jokowi, Ma’ruf Amin dan pejabat lainnya segera bertaubat karena telah menzalimi cucu nabi.
Dia yakin Jokowi, Ma’ruf Amin, dan pejabat lain pasti akan diampuni jika bertaubat. Menurutnya, Allah Maha Memaafkan sehingga tak pandang bulu kepada manusia yang ingin bertaubat.
Habib Umar menyebut Jokowi dan Ma’ruf Amin akan diampuni jika lengser dari jabatan mereka.
“Allah tidak akan memandang bulu siapa pun hamba-Nya. Itu Jokowi presiden kita kalau mau bertaubat Allah akan menerima, tapi lengser dulu,” katanya.
Begitulah kalau penceramah bahas masalah politik. Agama dicampuradukkan sehingga jadi konyol begini.
Kalau mau bela Rizieq, tak perlu sampai segitunya. Ini konyol dan tak nyambung. Apa kaitannya kesalahan Rizieq dengan desakan agar presiden dan wakil presiden harus mundur dari jabatannya?
Apakah karena dia ulama, atau imam besar lantas harus bebas dari hukum? Apakah karena itu dia bebas seenaknya melanggar aturan dan boleh bebas dari jeratan hukum?
Ini negara hukum, yang mengikat siapa pun tanpa pandang bulu.
Harusnya Rizieq bersyukur masih bisa jalani proses hukum dan diperlakukan dengan baik. Di negara lain, dia tidak bisa seenak ceramah tanpa lisensi.
Bahkan dengan ucapannya yang provokatif dan meresahkan, dia sudah tak selamat di negara lain. Di Indonesia, banyak yang ceramah mengerikan tapi masih aman-aman dan makin diberi panggung.
Orang ini dari mana tahu presiden dan wakil presiden bersalah sehingga harus bertaubat?
Dari mana dia bisa tahu taubat akan diterima asalkan harus lengser dulu? Memangnya dia ini juru bicara Tuhan?
Seenaknya aja minta pemimpin lengser. Ini benar-benar ngawur. Justru yang harus lengser itu Rizieq dan komplotannya dari negeri ini, minggat lalu tinggal di negara lain dan tidak usah balik lagi ke sini.
Semua masyarakat pasti akan sangat berterimakasih tak terhingga banyaknya.
Justru kelompok Rizieq inilah yang harus introspeksi dan bila perlu bertaubat karena telah menggunakan agama untuk kepentingan lain.
Menggunakan agama seenaknya seolah mereka ini paling suci sedangkan pihak yang berseberangan dengannya adalah musuh terkutuk yang bakal menghuni kerak neraka.
Saya tidak akan bosan-bosannya berharap agar pemerintah serius dengan penceramah model begini. Di negara lain, mereka sudah kocar kacir. Pemerintah entah kenapa masih segan menindak. Segera lakukan sertifikasi penceramah.
Saya jadi teringat dengan latar belakang Omnibus Law. Pemerintah ingin investasi dari luar dipermudah agar menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Tapi apa daya, penolakan sangat besar, provokasi dari oposisi memperkeruh situasi, demo si mana-mana, rusuh dan anarkis. Tapi pemerintah tetap tegas karena UU ini sangat krusial.
Saya hanya berpikir, kenapa pemerintah tidak tegas juga soal sertifikasi penceramah atau kebijakan lain yang lebih intens untuk meredam isu seperti ini?
Bukankah hal-hal seperti ini kalau dibiarkan bisa berbahaya? Kalau sudah tidak bisa dikendalikan, negara ini bisa bubar. Apa yang sudah dibangun, akan hilang.
Discussion about this post