Mantan pentolan Ormas terlarang, Rizieq sering disebut pengecut. Mau bukti? banyak. Salah satunya, hanya berani saat banyak massa pendukungnya. Berani karena ada tameng. Kabur ke Arab Saudi saat kasus chat porno sedang panas-panasnya.
Saat pulang ke Indonesia, sering main petak umpet dengan polisi. Bukti lainnya adalah soal tes PCR Rizieq yang sempat jadi perdebatan. Positif atau negatif. Ngaku negatif tapi akhirnya ketahuan positif.
Dalam sidang lanjutan, Rizieq mengakui membuat surat pernyataan resmi menolak hasil tes swab PCR-nya dibuka ke publik saat dirawat di RS UMMI.
“Jadi tidak boleh ada yang membuka hasil pemeriksaan saya kecuali dengan izin, izin saya. Kalau izin saya silakan untuk dibuka. Tadi sudah disampaikan oleh dokter Sarbini bahwa saya dilindungi UU Kesehatan, UU Kedokteran. Bahwa saya menjaga (hasil swab),” kata Rizieq.
Dia mengaku surat penolakan itu dibuat saat dirinya diminta Satgas Covid-19 Kota Bogor memberikan hasil swab. Alasan dia merahasiakan hasil tes swab PCR itu karena khawatir bakal dipolitisasi oleh sejumlah pihak.
“Saya tidak mau data-data saya dipolitisir oleh siapa pun. Sebetulnya kalau pihak luar datang baik-baik, saya berikan. Tapi kalau kemudian diteror dengan buzzer, dikatakan Habib Rizieq sudah mampus, kritis, koma. Ini apa?” katanya.
Di sinilah Rizieq ketahuan mau main drama tapi gagal. Asumsi pertama saat itu adalah kubu Rizieq mengaku Rizieq sehat. Ada screenshot hasil tes Rizieq positif Covid-19 yang dibantah keras mereka. Artinya mereka membuat asumsi kalau Rizieq baik-baik saja.
Kalau takut jadi politisasi atau takut jadi fitnah dirinya mampus atau kritis, kenapa tidak umumkan hasilnya yang katanya negatif? Begitu umumkan, selesai masalah. Perdebatan, spekulasi dan rumor akan berakhir dengan sendirinya.
Justru karena hasil positif ini yang membuat Rizieq panik tak karuan. Yang pertama adalah soal wibawa. Malu gak, katanya imam besar, ceramah sok hebat, seolah dia ini kebal, tapi kena Covid-19? Mau taruh di mana mukanya?
Ibarat ngaku kebal peluru, tapi kena pentung aja kepala udah bocor, apa gak malu tuh? Orang seperti Rizieq sangat arogan dan pantang melihat dirinya dipermalukan. Segala kejelekan, keburukan, bobrok berikut busuknya harus disembunyikan serapi mungkin.
Yang bagus-bagus yang ditampilkan ke publik. Garangnya disebarluaskan, sifat pengecutnya sebisa mungkin jangan sampai ketahuan, apalagi sifat cabulnya, wuduh bahaya banget kalau ketahuan publik. Gelar Imam Basar bisa seketika runtuh jika umat tahu kalau Rizieq cabul.
Jadi intinya, dia bukan tidak mau hasil tesnya jadi bahan politisasi. Dia hanya tidak mau hasil tesnya jadi bahan tertawaan. Bayangkan gimana malunya dia ketika jadi objek bully mayoritas warga. Bully yang menghiasi media selama beberapa hari. Malunya tak telukiskan dengan kata-kata.
Bahkan gubernur sebelah pun tak sanggup merangkai kata-kata untuk menggambarkan situasi tersebut. Bayangkan dia buka HP, wajahnya terpampang di media, judulnya, ‘Ngakunya Sehat, Ternyata Rizieq Positif Covid-19’. Apa gak jadi bahan ejekan satu alam semesta? Lucu dong Rizieq diolok-olok sampai muka pun tak tahu mau ditaruh di mana.
Yang kedua, ini lebih lucu sekaligus membuktikan betapa betapa penakutnya si Rizieq. Tadi dia bilang tidak mau hasil tesnya dipublikasi karena masaah teror buzzer. Buzzer yang mana? Teror seperti apa?
Ini malah makin lucu. Imam besar tapi takut dengan buzzer? Punya pendukung katanya jutaan, tapi takut dengan teror dari buzzer? Dari cara bicaranya, Rizieq seolah tidak takut apa pun, masa hanya karena buzzer langsung gemetaran? Ah, malu dong sama jutaan pendukung. Nyali kok cuma setipis sorban.
Ngaku Imam besar, ceramah garang dan mengerikan, teriak siap jihad? tapi gak pernah jihad. Siap revolusi? Revolusi akhlak, tapi kelauan gak punya akhlak. Yang katanya aset negara menurut Tengku Zulkarnain. Malah ada yang menyamakan Rizieq dengan bang Pitung.
Begitu mendengar kata ‘Buzzer’, langsung kabur terbirit-birit dan ketakutan. Ternyata Rizieq tak segarang seperti yang kita tahu selama ini. Ternyata dia adalah seorang pengecut sejati. Tapi kok banyak pendukungnya? ya.. pendukungnya aja yang goblok!
Discussion about this post