Sebuah spanduk yang bertuliskan Joglo Kemenangan Anies Capres 2024. Ini diketahui saat Anies menemui seorang bos beras Sragen. Dari foto tersebut, sudah bisa ditebak apa maksudnya. Bisa jadi ini adalah sebuah tanda atau sinyal yang diberikan oleh Anies sudah mulai melirik jauh ke tahun 2024.
Sebelum kita ke intinya, anda harus paham, Anies baru-baru ini melakukan perjalanan lintas provinsi. Ujung ke ujung Jawa, Baik itu Jabar, Jateng dan Jatim. Lebih tepatnya, dia berkunjung ke Kuningan, Jawa Barat; Cilacap, Jawa Tengah; dan Madiun, Jawa Timur.
Di Cilacap, Anies melakukan panen raya yang merupakan kerja sama penyediaan beras bersama untuk masyarakat di Jakarta.
Sehari kemudian, Anies berkunjung ke Kuningan, Jawa Barat. Anies saat itu mendatangi wilayah Kuningan untuk mengunjungi kedua orang tuanya dan juga bertemu Bupati Acep Purnama di Pendopo Bupati Kuningan. Kabarnya akan ada kemungkinan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemkab Kuningan soal komoditas pangan.
Selanjutnya, Anies berkunjung ke Madiun, Jawa Timur ditemani Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Dusun Alas Pecah, Desa Geneng, Ngawi. Mereka membahas kebutuhan pangan juga.
Anda bisa tarik benang merahnya?
Bisa saja memang ini untuk ketahanan pangan di DKI. Tapi mungkin bisa lah sambil menyelam minum air. Apalagi sekali jalan langsung melintasi tiga provinsi. Dan jangan lupa foto yang beredar dengan latar spanduk Anies capres 2024. Ini adalah sebuah kode keras. Kalau masih bingung, coba pikir, kenapa ada spanduk itu? Pasti sudah dipersiapkan sebelumnya.
Mungkin 2021 masih terlalu dini untuk melihat ke 2024. Tapi kondisi Anies sangat berbeda kalau tidak mau disebut sial. Tahun depan, dia harus turun jabatan. Pilgub DKI rencananya akan digelar serentak tahun 2024. Artinya akan ada dua tahun kekosongan yang menimpa Anies.
Kalau Anies niat nyapres, idealnya dia ikut kembali di Pilgub, lalu kemudian lompat ke pilpres 2024. Tapi dua tahun nganggur itu tidak baik bagi api politik Anies. Dua tahun tidak pamer prestasi, maka pelan-pelan bisa dilupakan dan makin tidak populer.
Maka dari itu, jangan heran Anies harus berusaha dua kali lebih keras, membuat strategi dua kali lebih matang dan pencitraan juga minimal dua kali lebih bombastis. Jadi mau tak mau, dia harus start duluan cari perhatian atau caper maksimal. Coba pikir, apakah ada gubernur yang lakukan safari lintas provinsi sebanyak itu? kalau gak tebar pesona?
Kita tunggu saja nanti, kalau memang Anies mulai sering-sering ke luar daerah, memang polanya sudah pasti. Selagi masih menjabat, maka dimaksimalkan agar mesinnya tetap panas di saat turun jabatan. Ini artinya, kalau benar terjadi, Anies akan mulai tidak terlalu fokus dengan kerjaannya lagi. Mungkin wagub yang jadi tamengnya dan bertugas menahan serangan kritikan.
Hanya saja, publik harus semakin cerdas dan kritis menyikapi ini. Kalau Anies mau niat nyapres, itu hak dia. Tapi kalau berbicara soal kepantasan dan kelayakan? Ini yang jadi masalah besar. Ngurus Jakarta saja banyak yang tidak beres. Masalah kompleks seperti banjir aja tidak teratasi, lebih banyak mengolah kata untuk ngeles. Apalagi harus mengurus satu negara yang luasnya ribuan kali lebih luas dari DKI Jakarta. Tak usah dibayangkan, pasti pusing.
Memang masih ngambang, belum pasti apakah Anies melirik pilgub atau pilpres tahun 2024. Tapi kalau melirik pilgub, rasanya terlalu tanggung. Kemungkinan besar memang lebih fokus ke pilpres. Apalagi sosok di belakangnya sudah tidak sabaran.
Jangan sebut nama, payah nanti. Apalagi kalau skip pilpres 2024 maka pilpres 2029 akan lebih berat karena ada kemungkinan anak presiden yang di Solo itu bakal jadi penjegal kuat. Kinerjanya saat ini lumayan lho, padahal baru beberapa bulan menjabat.
Discussion about this post