Ketika FPI sudah bubar dan Rizieq menghadapi persidangan, mereka masih bisa koar-koar didukung tim kuasa hukumnya. Masih ingat kan dengan keributan di sidang virtual Rizieq? Mereka masih bisa bicara soal kriminalisasi ulama dan HAM. Maunya sidang langsung, yang akhirnya dikabulkan oleh majelis hakim.
Tim kuasa hukum Rizieq, yang di dalamnya ada Munarman dan Aziz Yanuar, masih bisa bicara macem-macem di media, belagak Rizieq ini dizolimi. Terutama karena Munarman merupakan figur yang kuat dan semacam tangan kanan Rizieq.
Namun, ketika Munarman ditangkap Densus 88, kesan kuat itu pun langsung pudar, ambyarr. Munarman yang sebelumnya seperti kebal hukum, akhirnya sama saja kelihatan lemah seperti mantan singa gurun. Bahkan pakai sendal pun tak sempat. Penangkapan ini dirayakan besar-besaran oleh publik. Mengalahkan suara-suara sumbang yang membela Munarman, seperti Fadli Zon dan Andi Arief.
Menyertai penangkapan Munarman, pihak kepolisian juga menggeledah bekas markas FPI di Petamburan. Berbagai bahan yang disebut sebagai bahan peledak ditemukan, termasuk TATP yang kerap disebut Mother of Satan. Karena gampang sekali meledak dan daya ledaknya mematikan.
Nah, pihak tim kuasa hukum FPI, diwakili Aziz Yanuar, yang juga pengacara Rizieq, membantah temuan bahan peledak itu. “Itu bahan pembersih WC infonya, untuk program bersih bersih wc masjid,” kata Aziz
“Itu adalah deterjen dan obat pembersih toilet yang dahulu biasa digunakan untuk program kerja bakti bersih-bersih tempat wudu dan toilet masjid dan musala,” kata kuasa hukum Munarman yang lain, Hariadi Nasution
Akhirnya hari Jumat kemarin (30/4), pihak Polri mengkonfirmasi bahwa temuan bubuk putih di bekas markas FPI itu adalah benar-benar bahan peledak, bukan pembersih toilet.
“Hasil identifikasi tim Puslabfor yang telah melakukan identifikasi menyimpulkan bahwa barang yang ditemukan adalah bahan kimia yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan peledak TATP,”
Karena bahan peledak ditemukan di bekas markas FPI di Petamburan yang notabene juga merupakan tempat tinggal Rizieq, Rizieq pun bisa ikut terseret. Sidang 3 kasus Rizieq saja belum kelar, ditambah kasus terorisme ini. Ya “modyarr” lah.
Nah, yang punya tempat, yakni Rizieq, dan yang ketahuan bohong, Aziz Yanuar, juga bisa kena, kalau pihak kepolisian melakukan pendalaman dan pengembangan kasus. Apalagi buktinya ada. Kita tahu lah tidak mungkin pihak Densus 88 main tangkap tanpa ada bukti solid. Baik Rizieq maupun Aziz Yanuar bisa jadi lagi deg-degan nih sekarang. Atau mungkin kena karma juga, karena dulu Rizieq pernah mengolok-olok Densus 88? Mau ngeles gimana lagi? Kita lihat saja perkembangan selanjutnya ya.
Discussion about this post