
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 masih tiga tahun lagi. Sejumlah partai politik tak sungkan mewacanakan jagoannya. Lalu kenapa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum memperkenalkan tokoh inteleknya ke publik? Manuver PKS yang melakukan kunjungan ke beberapa partai politik (parpol) besar. Ada apa?
Hampir semua Ketua Umum partai bertemu dengan PKS, kecuali Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Menurut Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, PDI-P akan sulit berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat. Alasannya, PDI-P mengutamakan kesamaan ideologi untuk membangun kerja sama dalam pemilihan umum (pemilu). Hasto menilai, PDI-P tak memiliki kesamaan ideologi dengan dua partai yang disebutnya itu.
“Kerja sama politik itu basisnya harus ideologi. PDI Perjuangan berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS, saya tegaskan sejak awal,” kata Hasto dalam diskusi virtual Para Syndicate bertajuk “Membaca Dinamika Partai & Soliditas Koalisi Menuju 2024”, Jumat (28/5/2021).
Kini, sejumlah elite PKS Kembali melakukan aksinya berkunjung ke Yogyakarta untuk menemui Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan PP Muhammadiyah. Apa yang dibahas?
Jajaran DPP PKS sowan Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Kemantren Danurejan, Senin (7/6/2021) kemarin malam. Kemudian mereka bertemu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Selasa (8/6/2021) siang. Mereka mengaku datang untuk silaturahmi.
“Nanti-nanti (soal Pilpres). Ini (sekarang) fokus silaturahmi kebangsaan,” kata Sekjen DPP PKS Aboe Bakar Al Habsyi, usai bertemu PP Muhammadiyah, Selasa (8/6/2021).
Ada perubahan dari PKS di bawah pimpinan Ahmad Syaikhu, selain safari politik ke Demokrat, Nasdem, Gerindra, PDI Perjuangan, dan Lembaga besar lainnya dilakukan, perubahan dari logo menjadi orange, inovasi program juga berbeda. Selama ini, PKS memang selalu bersebrangan dengan pemerintah, tapi itulah politik. Tapi kini, PKS sedang membangun koalisi, mereka ingin diterima oleh semua partai dan dikatakan beda.
Memang, PKS ini berbeda dengan partai lain yang cenderung melakukan frontal dengan partai lain. Ajakan koalisi ini agak ngeri-ngeri sedap, karena idiologi PKS adalah Ikhwanul Muslimin untuk berkuasa. “Kita tahun dalam Pilpres 2024, kemungkinan besar PKS akan mengusung Anies Baswedan. Kita harus memberikan catatan pengingat kepada masyarakat bahwa Anies mempunyai cacat politik saat Pilgub 2017 dengan melegalkan ‘ayat dan mayat’ untuk mengangkatnya sebagai pemimpin,” Direktur Eksekutif Kajian Anak Bangsa, Rudi S. Kamri, pada Senin (3/5/2021).
Namun, cacat tersebut bukan hanya harus ditujukan kepada Anies melainkan juga PKS, karena pada 2017 partai itu juga yang mengusungnya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sementara Ikhwanul Muslimin adalah organisasi Islam tertua dan terbesar di Mesir, didirikan Hassan al-Banna pada 1928.
Discussion about this post