
Dunia Twitter sedang ramai, Ahok menjadi trending terkait dengan penghapusan fasilitas kartu kredit dewan direksi, komisaris, dan manager di Pertamina. Hal ini dibicarakan dalam RUPS Pertamina. Jika dibandingkan dengan Anies, bertolak belakang masalah anggaran.
Fasilitas kartu kredit ini memiliki potensi penyalahgunaan yang besar dan pemakaiannya tidak tepat sasaran, selain itu tidak memiliki dampak untuk memajukan kinerji perusahaan. Bayangkan saja, Ahok mengaku fasilitas kartu kredit dia mencapai Rp 30 miliar, itu baru satu orang. Ini pemborosan.
Berbicara mengenai pemborosan, Ahok memang jauh berbeda dengan Anies Baswedan yang selalu menghamburkan uang negara. Ahok memang terkenal ketat soal anggaran. Tentunya bagi mereka yang tidak senang, akan merasa terganggu.
Kita bandingkan Ahok dengan Anies. Keduanya pemimpin DKI Jakarta, Ahok menghasilkan banyak karya, bahkan tidak mengeluarkan dana APBN. Ada sejumlah warisan yang ditinggalkannya saat memimpin Jakarta. Di bidang infrastruktur, salah satu warisannya ialah Simpang Susun Semanggi.
Simpang Susun Semanggi jadi salah satu infrastruktur ikonik di Jakarta. Sebab, bangunannya melingkar di jantung kota Jakarta dan adanya lampu warni-warni yang menyala di malam hari. Tak hanya itu, infrastruktur ikonik karena dibangun tanpa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta tanpa utang.jalan sepanjang 1,6 kilometer (km) ini mulai dibangun pada 8 April 2016. Pembangunan jalan ini menelan biaya Rp 345,067 miliar.
Pembangunan jalan ini sama sekali tidak menggunakan APBD. Berdasarkan catatan Pemprov DKI, proyek ini dibiayai dari dana kompensasi atas kelebihan koefisien luas bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
Apa karya Anies? Instalasi seni bambu menelan biaya Rp550 juta. Biaya tersebut merujuk bantuan dari 10 BUMD DKI yang hanya akan bertahan selama 6 hingga 12 bulan saja. Biaya untuk perbaikan 46 halte bus yang dirusak massa dalam aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) mencapai Rp65 miliar. Gelaran Formula E yang semula bakal digelar tahun ini kembali dibatalkan karena pandemi Covid-19. Padahal, menurut versi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pihaknya telah membayar uang commitment fee sebesar Rp560 miliar.
Belum lagi BPK mencatat nilai kelebihan bayar alat transportasi pemadam kebakaran DKI Jakarta mencapai Rp 6,52 miliar dan yang paling spektakuler adalah temuan penggunaan dana sebesar Rp 82 miliar dalam Rencana APBD DKI Jakarta tahun 2020 untuk pembelian lem aibon.
Nah, mangknya jangan heran kalau Aok lebih banyak musuhnya daripada Anies yang selalu dipuja. Itulah hebatnya Ahok, konsisten tegakkan aturan dan tidak ada kompromi, sementara Anies?
Discussion about this post