
Jalur sepeda di Kawasan Sudirman-Thamrin yang belakangan ini menjadi sorotan akan dibongkar sebelum jalur itu dipakai untuk umum. Rp 28 Miliar terbuang sia-sia. Jalur sepeda sepanjang 11,2 km di pusat kota Sudirman-Thamrin akan dibongkar karena dianggap mempersempir jalan protokol
Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pihaknya setuju apabila jalur tersebut dibongkar sambil mencari solusi terbaik untuk mengatasi persoalan yang timbul akibat adanya jalur khusus itu. “Prinsipnya, terkait dengan jalur sepeda, kami akan terus mencari formula yang pas, kami setuju untuk masalah (jalur) yang permanen itu nanti dibongkar saja,” kata Listyo dalam rapat dengan Komisi III DPR, Rabu (16/6/2021).
Pernyataan Listyo tersebut merupakan respons atas usulan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang meminta agar jalur sepeda permanen dibongkar. Sahroni berpendapat, jalur itu mesti dibongkar supaya dapat dilalui oleh semua pengguna jalan sedangkan risiko yang dapat terjadi saat berkendara diserahkan ke masing-masing pengguna jalan. “Mohon kiranya Pak Kapolri dengan jajarannya, terutama ada Korlantas di sini, untuk menyikapi jalur permanen dikaji ulang, bila perlu dibongkar dan semua pelaku jalan bisa menggunakan jalan tersebut. Bilamana ada risiko ditanggung masing-masing di jalan yang ada di Sudirman-Thamrin,” kata Sahroni
Dari awal rencana adanya jalur sepeda memang sudah menjadi polemik, banyak pihak memprotes keberadaan jalur sepeda, karena dianggap semakin mempersempit jalan dan seolah memprioritaskan pengguna sepeda.
Bongkar pasang hasil kerja Anies memang sudah menjadi kebiasaan. Tak ada programnya yang berjalan dengan baik, mulai dari bambu getah getih dibongkar, tidak sampai setahun saja karena kondisi bambu sudah lapuk, padahal mengeluarkan dana Rp 550 juta.
Setelah bambu ini dibongkar dan disingkirkan, diganti dengan instalasi batu Gabion seharga Rp 150 juta. Bentuk tidak ada estetika dan seni ini pun akhinya dibongkar juga.
Lalu kain waring, sebuah solusi spektakuler dari Anies Baswedan untuk menutupi busuk dan jeleknya Kali Item biar tidak bikin malu di depan kontingen negara Asia saat Asian Games. Biayanya pun sangat fantastis, mencapai Rp 580 juta hanya untuk kain doang. Mungkin kainnya adalah kain sutra kualitas premium. Tapi tidak lama kemudian, kainnya robek, ada sampah di atasnya juga. Akhirnya dibongkar. Buang-buang uang lagi.
Ingat dengan separator jalan yang dicat warna-warni? Anies mengatakan separator jalan warna-warni merupakan bagian dari persiapan Pemprov DKI Jakarta menyambut Asian Games 2018. Istilah dia saat itu adalah beautifikasi. Tapi ini diprotes dan dikritik keras.
Pada akhirnya separator tersebut kembali dicat hitam putih. Anies bilang sendiri bahwa khusus pembatas jalan atau marka, ada tujuan khusus, yaitu keselamatan lalu lintas, sehingga tidak sembarangan boleh dicat untuk estetika. Karena memiliki fungsi tidak hanya untuk estetika, tapi juga untuk safety.
Bongkar membongkar mengeluarkan dana miliaran, belum lagi dana kelebihan bayar istilah korupsi ala Anies, dan korupsi DP rumah 0 persen. Orang kaya begini, yang tidak punya visi misi memajukan bangsa dan tidak juga punya program, berambisi menajdi presiden, hanya orang bodoh yang memilihnya.
Discussion about this post