
Mulai 1 Juli nanti, pemerintah menghimbau setiap instansi untuk melaksanakan apel setiap Senin pagi dan mendengarkan lagu Indonesia Raya dan setiap Selasa dan Kamis pada pukul 10.00 WIB. Serta membacakan naskah Pancasila setiap Rabu dan Jumat di pukul 10.00 WIB.
Kegiatan ini dilakukan untuk memelihara dan memperkuat rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air. “Sebagai pengabdian terhadap negara dan rakyat Indonesia serta ketaatan terhadap ideologi Pancasila dan UUD 1945 bagi ASN di lingkungan instansi pemerintah,” ujar Tjahjo dalam keterangannya, Kamis (17/6/2021).
Ide baik untuk cinta tanah air ini ternyata, lagi-lagi membuat PKS nyinyir. Tukang nyinyir dari PKS, siapa lagi kalau bukan Mardani Ali Sera, kurang setuju dengan rencana pelaksanaan apel setiap Senin pagi, memperdengarkan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan naskah Pancasila yang akan rutin dilakukan instansi pemerintah.
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, mengkritik rencana pelaksanaan apel setiap Senin pagi, memperdengarkan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan naskah Pancasila yang akan rutin dilakukan instansi pemerintah.
“Cara menanamkan nasionalisme dan cinta negeri termasuk nilai-nilai Pancasila mestinya lebih cerdas dan lebih fundamental,” kata Mardani, Kamis (17/6/2021).
Mardani menilai cara yang lebih cerdas dan fundamental itu bisa dilakukan pemerintah dengan memberantas korupsi, mendukung 75 pegawai KPK hingga membahas Otsus Papua secara benar dan dijadikan diskusi bersama. “Jauh lebih baik dan mencerdaskan,” katanya.
Beginikah kualitas omongan dari orang PKS? Mendukung 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes TWK? Ini adalah contoh nasionalisme yang ngawur dan tidak nyambung. Masa negara disuruh membantu orang yang wawasan kebangsaannya gagal dites? Pantes aja.
Tapi kalau orang PKS yang ngomong, tidak heran lagi deh. Apapun yang mereka katakan, selalu berbanding terbalik dengan logika kebanyakan orang.
Discussion about this post