
Wacana Presiden Jokowi maju tiga periode kembali mengemuka. Baik di media sosial, media masa, maupun di masyarakat. Tentu ada yang pro dan kontra. Isu ini berawal dari mba Amien Rais yang sebarkan hoax bahwa Jokowi mengusulkan masa jabatan presiden menjadi tiga periode bersamaan dengan usulan amandemen UUD 1945.
Jokowi pun sudah menolak. “Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode,” ungkapnya melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden, (15/3/2021). Harusnya selesai masalah ini, tapi PKS tetap menggoreng, Mardani Sera Ali meminta Presiden Jokowi untuk lebih tegas lagi menolak jabatan presiden tiga periode.wacana jabatan presiden tiga periode mengkhianati reformasi, ide tiga periode berbahaya dan wajib dilawan, serta tiga periode merupakan bencana dan membunuh demokrasi.
Saat ini, Wacana tersebut diangkat lagi oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari. Dirinya mendukung Presiden Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Apa niat Qodori? Apa dia lagi cari proyek?
Bahkan hari ini, Qodari mendeklarasikan Komunitas Jokowi-Prabowo atau Jokpro untuk Pilpres 2024 dan memiliki kantor sekretariat di kawasan Jakarta Selatan. Qodari mengusulkan agar Joko Widodo berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024. Ia pun mendukung Jokowi menjabat sebagai presiden untuk ketiga kalinya.
“Buat saya bukan Jokowi tiga periode. Sebetulnya, saya membayangkan dan antisipasi bahwa Pemilu 2024 nanti capresnya itu berpasangan Jokowi dengan Prabowo. Jadi tepatnya Jokowi-Prabowo 2024, itu tagline saya. Saya proklamirkan nih, Jokowi-Prabowo 2024,” kata Qodari, Selasa (16/3/2021).
Dia menerangkan salah satu alasan mendukung Jokowi berpasangan dengan Prabowo demi menghindari polarisasi politik kembali terjadi di tengah masyarakat. Qodari khawatir polarisasi politik seperti yang terjadi di Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, serta Pilpres 2019 kembali terulang.
“Kenapa Jokowi-Prabowo 2024, karena buat saya yang paling saya khawatirkan dan takutkan sekarang ini adalah fenomena polarisasi politik yang sangat keras yang semakin hari semakin keras,” ucapnya.
Untuk diketahui, wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode kembali mengemuka. Dia mengaku menangkap sinyal politik atau skenario yang mengarah agar Presiden Jokowi kembali terpilih hingga tiga periode.
Merespons hal itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo memastikan tidak ada pembahasan di internal MPR untuk memperpanjang masa jabatan presiden-wakil presiden dari dua menjadi tiga periode. Sejauh ini, UUD 1945 mengatur masa jabatan presiden hanya boleh dua periode.
“Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan mengubah dan menetapkan UUD NRI 1945, MPR RI tidak pernah melakukan pembahasan apapun untuk mengubah Pasal 7 UUD NRI 1945,” kata Bamsoet di dalam keterangan resminya, Senin (15/3/2021).
Menanggapi itu, juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan, jika hal tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Ada tiga motif orang yang mengusung Jokowi 3 periode. Motif itu, sudah disampaikan oleh Jokowi pada 2019 lalu. Salah satunya adalah ‘cari muka’ di Jokowi
“Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode itu, ada 3 motif menurut saya. Satu, ingin menampar muka saya, yang kedua ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka, yang ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja,” kata Fadjroel, mengulang kata-kata Jokowi, Sabtu (19/6/2021).
Discussion about this post