Entah apa yang ada di pikiran Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono, karena menginjinkan warganya gelar kegiatan, angka Covid-19 di sana pun akhirnya naik per hari 900 orangan dan yang meninggal tujuh per hari. Sumber data bisa dilihat https://corona.banjarnegarakab.go.id/main/. Ketika itu dia memberikan garansi dan bertanggung jawab penuh jika masyarakat akan menggelar kegiatan yang mengumpulkan massa. Dia hanya berpesan kepada masyarakat untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
“Saya berpesan kepada masyarakat, Pak Bupati bertanggung jawab sepenuhnya untuk kegiatan pengajian, olahraga, kesenian monggo jalan terus. Tapi jangan lupa, protokol kesehatan harus dilaksanakan, jangan sampai tidak,” ungkap Budhi, Jumat (18/6/2021)
Bahkan, sempat dia menyayangkan adanya tindakan represif dari aparat kepolisian dalam penertiban kegiatan kesenian kuda lumping di Desa Limbangan, Kecamatan Madukara, baru-baru ini. Menurut dia, aparat seharusnya mengutamakan pendekatan persuasif saat penegakan protokol kesehatan.
Tindakan represif, kata Budhi, tidak akan membuat warga tertib namun malah justru memicu resistensi. Kekecewaan Budhi juga terlihat dari sebuah video pidato yang tersebar di media social, pada Kamis (17/5/2021) lalu di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara.
Parahnya lagi, Budhi juga meminta kepada masyarakat agar tidak takut jika ada aparat yang datang. Dia menyarankan pada masyarakat untuk memfoto siapapun aparat yang berniat membubarkan acara dan melaporkannya kepada perangkat desa.
Kini, setelah angka Covid-19 di kabupatennya terus melambung tinggi, apakah dia mau bertanggung jawab? Apa Langkah yang diambil oleh kader Demokrat ini selanjutnya? Kepala daerah yang tak layak menjadi panutan ini bikin malu. Ketika kepala daerah yang lain berjibaku dan mengharuskan warganya untuk tidak beraktifitas dan menghindari kerumunan, dia malah mempersilakan warganya yang hendak membuat kegiatan mengumpulkan massa, dengan alasan kegiatan masyarakat harus tetap berjalan meski di tengah kondisi pandemi Covid-19. Namun demikian, harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Kepala daerah seperti ini memang harus dicopot. Selain membahayakan warganya dan sama saja telah menghilangkan nyawa warganya, juga tidak mendukung program pemerintah untuk berjibaku menanggulangi masalah Covid-19 yang semakin menggila.
Jika sudah begini, kelakuan bupati ini lebih parah dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang tidak melakukan apapun untuk warganya, tapi dia tidak menganjurkan untuk melakukan kegiatan kerumunan. Partai Demokrat harus melakukan tindakan atas kadernya yang sembrono dan bodohnya tidak tanggung-tanggung.
Discussion about this post