Tuesday, January 31, 2023
Hijau Berita
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Hijau Berita
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Hijau Berita
No Result
View All Result

Logika Tak Jalan, Data Tak Dipahami, Kritik BEM UI Tong Kosong

29 June 2021
in Berita Lainnya
0

Episode Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menghina Jokowi sebagai The King of Lip Service adalah drama komedi sesungguhnya.

BERITA TERKAIT

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq

31 January 2023
(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita

(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita

30 January 2023

Pada 26 Juni lalu, akun twetter BEM UI menurunkan serangkaian tweet yang mengecam atau bahkan menghina Jokowi. Dalam tweet itu Jokowi dituliskan The King of Lip Service, alias raja yang suka mengingkari janji. Atau raja omong doang.

Foto Jokowi diedit sehinggga ia seolah menggunakan mahkota. BEM juga menulis : Berhenti membuat, rakyat sudah mual. Menurut BEM, semua kata-kata Jokowi mengindikasikan perkataan yang dilontarkannya tidak lebih dari sekedar bentuk “lip service” semata.

Tweetan tersebut dibuat oleh Brigade UI 2021, dengan hashtag #BergerakProgresif. Yang menyebarkannya adalah Departemen Aksi dan PRopaganda BEM UI 2021.

Dengan tiba-tiba menulis seri tweet semacam itu, jelas BEM UI sedang menarik publik dan strategi mereka berhasil. Berbagai pihak merespon tweet tersebut, media massa memberitakannya. Direktur Kemahasiswaan UI memanggil para petinggi BEM UI. Dan para aktivis pun turut bersuara.

Seperti dikutip Ade Armando, dalam tayangan di Cokro TV, Bambang Widjajanto menulis bahwa Ketua BEM UI mengingatkannya pada pusis Rendra: “Keberanian menajdi Cakrawala Pejuangan adalah Pelaksanaan dari Kata-kata.

JJ Rizal menulis dengan mengutip pernyataan Tan Malaka: Idialisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda.” Fasial Basri menulis: “Jangan gentar. Kalian pantas muak dengan keaadaan negeri.” Juga dia menulis: “BEM UI sekarang dan sebelum banyak melakukan riset ilmiah dan tidak asal ngomong.”

Dan paling hebat adalah adanya siaran pers yang berjudul “Solidaritas Terhadap Matinya Iklim Demokrasi Kampus di Ui”, di tanda tangani 44 organisasi, termasuk BEM-BEM Fakultas di UI, Green Peace, YLBHI, dan AJI.

Mereka menyatakan pemanggilan BEM UI oleh Direktorat kemahasisswaan UI adalah bentuk pemberangusan kebebasan berpendapat yang merupakan pengingkaran demokrasi.

Sayang, ini hanya sebuah sinetron Indonesia yang dibesar-besarkan dengan logika terbatas. Sebagai mahasiswa, baik sudah kritis. sementara, pemerintah yang baik adalh pemerintah yang dikontrol oleh masyaraatnya. Pemerintah butuh kritik dan kampus adalah salah satu tempat terbaik bagi lahirnya kritik-kritik tajam bagi pemerintah.

Kalau mahasiswa bisa menjadi barisan intelektual yang bersuara keras, tentu ini akan membawa manfaat besar bagi rakyat. Tapi syaratnya satu, kritiknya harus menggunakan argumen yang kuat dan data yang sahih, harus pintar.

Sayangnya, kepintaran ini tidak terlihat dari rangkaian tweet dari Brigade UI 2021 ini. Malah isi kritiknya mencerminkan keterbatasan pengetahuan sehingga terkesan bodoh.

Contohnya, di salah satu tweet dikatakan Jokowi ingkar janji karena pemerintah mengajukan rencana Revisi UU ITE. Menurut BEM, Jokowi kan agar pelaksanaan UU ITE memenuhi rasa keadilan? Kok malah memasukkan pasal-pasal represif?

Naah, BEM ini baca tidak UU ITE yang diajukan pemerintah? Kalau dibaca pasal-pasal yang hendak direvisi, terlihat jelas bahwa pemerintah beruaha mencehah agar jangan sampai pasal-pasal dalam UUITE dimanfaatkan untuk mengkriminalisasi mereka yang berani bicara bebas.

Revisi UU ITE itu justru mencegah jangan sampai hanya gara-gara orang mengecam sebuah lembaga atau kelompok orang dengan keras, seperti Jerinx yang mengecam IDI yang dianggapnya kacung WHO, atau Ahmad Dhani yang menggunakan istilah “idiot” pada para penentang gerakan ganti presiden, atau Prita yang mengkritik rumah sakit karena mendapat pelayanan keseahtan yang buruk. Itu bisa dipidanakan.

Revisi UU ITE ini juga menjadikan orang-orang seperti Gisel yang merekam adegan seksnya tanpa niat untuk menyebarluaskan kepada publik, atau Baiq Nuril yang mengirimkan audio asusila yang menterornya, tidak akan dipidanakan. Kok tiba-tiba saja BEM UI menyebutnya revisi UU ITE itu sebagai represi?

Begitu juga soal KPK, BEM menyalahkan revisi UU KPK, pemilihan Firli sebagai ketua KPK, dan TWK sebagai bentuk ingkar janji Jokowi karena dulu mengatakan ingin memperkuat KPK. BEM kok bisa ga tau ya, bahwa gagasan revisi UU KPK, pemilihan Firli adalah DPR, dan ujian TWK adalah KPK. Jokowi justru menganjurkan, agar pegawai yang tidak lulus ujian TWK itu tidak perlu diberhentikan.

Tapi permintaan Jokowi itu yang diabaikan oleh Pimpinan KPK. Begitu juga soal penangkapan dan pembubaran unjuk rasa Mei 2021, polisi Ketika itu bertindak keras karena unjuk rasa mengabaikan prokes dan para peserta menolak untuk mematuhi aturan jaga jarak dan aturan-aturan lainnya.

Jadi kecaman BEM terkesan mengarang bebas. Kalau Fasial Basri mengatakan BEM memiliki riset yang kuat, sayangnya itu tak tergambar dalam tayangan tweet mereka. Itulah bagian komedinya.

Tapi cerita belum selesai, sebagaimana dikatakan, gara-gara rangkaian tweet pander ini, BEM kemudian dipanggil oleh Direktur Kemahasiswaan UI. Inilah yang kemudian sebagai bukti pemberangusan demokrasi, tiba-tiba saja berkembang narasi dramtis bahwa sedang terjadi pembungkapam pembebasan bicara dan kebebasan akademik oleh negara.

Ini drama, karena tidak terjadi apa-apa, pemerintahnya cuek, Jokowi ga marah-marah, Kominfo todak meminta akun BEM deblock. Devisi cyber Polri tidak mentakedown tweet-tweet BEM. Ketua BEm dipanggil oleh Direktur Kemahasiswaan UI tapi Cuma diminta memberi klarifikasi, tidak ada sanksi akademi, taka da perintah untuk menurunkan tweet.

“Jadi dimana letak pembrangusannya? Kalau ada yang mengritik tweet BEM UI ya kami-kami ini, masyarakat sipil juga. Kalau para fans Jokowi rewel kok dianggap sebagai tidak menghargai kebebasan berekspresi?” ujar Ade Armando.

ShareTweetPin

Related Posts

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq
Berita Lainnya

Ketahuan, Rizal Ramli dan Refly Harun Dkk Ketemu Rizieq

31 January 2023
(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita
Berita Lainnya

(Kufur Nikmat!!) AHY Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Annisa Pohan Party Sosialita

30 January 2023
Ejek Indonesia dari Belakang, Terduga Koruptor Beras Anies Pengkhianat Bangsa!
Berita Lainnya

Jangan Tanya Tanggapan Anies Tentang Progres Sodetan Ciliwung, Baginya Terlalu Sepele

29 January 2023
Terimakasih Anies, Jakpro Tak Beri Deviden Selama 4 Tahun
Berita Lainnya

Terimakasih Anies, Jakpro Tak Beri Deviden Selama 4 Tahun

28 January 2023
Anies Dihajar Telak Oleh Video Dirinya Terlihat Ogah Disalami
Berita Lainnya

Anies Dihajar Telak Oleh Video Dirinya Terlihat Ogah Disalami

27 January 2023
Amien Rais Ikutan Bahas Firaun, Gak Ngaca Partainya Dikasih Lolos
Berita Lainnya

Amien Rais Ikutan Bahas Firaun, Gak Ngaca Partainya Dikasih Lolos

26 January 2023
Next Post

Covid-19 Senjata Pembunuh Massal Kepentingan Politik, Tangkap Prof Danies

Discussion about this post

Berita Populer

Terbukti, Yang Munafik Disini Adalah Gerombolan Kadrun
Hukum

Terbukti, Yang Munafik Disini Adalah Gerombolan Kadrun

by hb
5 January 2021
0

Pembubaran FPI menimbulkan banyak stigma buruk buat pemerintahan dan pihak berwajib, bahkan ada pula yang menghubungkannya dengan kekalahan Ahok dalam...

Read more
Kritik Pemerintah, 10 Tahun SBY Dan Anak Buah Sudah Kerja Baik Untuk Rakyat ?

Kritik Pemerintah, 10 Tahun SBY Dan Anak Buah Sudah Kerja Baik Untuk Rakyat ?

14 January 2021
Keras Kepala! Murnarman Tetap Keras Dengan Pemikiran Pemberontaknya

Keras Kepala! Murnarman Tetap Keras Dengan Pemikiran Pemberontaknya

13 January 2021
Pingin Untung, Kedok Pepo Terbongkar

Pingin Untung, Kedok Pepo Terbongkar

18 February 2021
Ini Loh Buktinya Bahwa Warga DKI Tak Puas Dengan Si Badut

Ini Loh Buktinya Bahwa Warga DKI Tak Puas Dengan Si Badut

17 April 2021

Berita Lainnya

Neno Warisman Rela Tipu Warga DKI untuk Menangkan Anies
Berita Lainnya

Neno Warisman Rela Tipu Warga DKI untuk Menangkan Anies

6 August 2022
Anies Akan Dipanggil KPK? Siapa Penyidiknya?
Opini

Anies Akan Dipanggil KPK? Siapa Penyidiknya?

16 March 2021
Gagal Total, Warga DKI Tidak Tahu Prestasi Anies
Berita Lainnya

Gagal Total, Warga DKI Tidak Tahu Prestasi Anies

16 February 2022
Mensos Blusukan, Kok Pada Nyinyir?
Politik

Mensos Blusukan, Kok Pada Nyinyir?

11 January 2021
Dandhy Laksono Harusnya Di Jerat Hukum, Terkait Cuitannya
Opini

Dandhy Laksono Harusnya Di Jerat Hukum, Terkait Cuitannya

4 May 2021
Abas Hindari Tawaran Visi Misi, Adakah Kaitannya dengan Visi Gagal Dibuktikan di Jakarta?
Berita Lainnya

Abas Hindari Tawaran Visi Misi, Adakah Kaitannya dengan Visi Gagal Dibuktikan di Jakarta?

13 December 2022

© 2021 HijauBerita

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi

© 2021 HijauBerita