
Ada yang lebih parah kebodohannya daripada Ketua BEM UI, Leon, yaitu Ketua Umum HMI, Affandhy Ismail. Mereka selalu membuat narasi jelek mengenai Jokowi tanpa data yang bisa dipertanggungjwabakan. Mereka selalu mengatasnamakan demokrasi dan rakyat. Kali ini, Ketua Umum HMI berbahaya, berani mengajak makar. Ini harus diusut dan tangkap.
Dia lebih tidak dipakai otaknya melakukan makar dengan mengeluarkan tagar ganti presiden sebelum 2024. “HMI bersama rakyat memanggil revolusi Indonesia 2021. Jokowi harus turun. Rakyat berdaulat bentuk pemerintah sementara. Selamatkan demokrasi Indonesia untuk Indonesia menang,” demikian bunyi tulisan dalam poster, Selasa (29/30/2021).
“HMI berjuang, Indoensia Menang. Hak memilih dan dipilih sederat dengan hak meminta dan kewajiban mendengar,” tulis keterangan dalam poster diunduh @pbhmi.info.
Jika berbicara HMI jadi teringat tulisan Hariqo Wibawa Satria, di Kumparan beberapa waktu lalu. Dia katakan, bahwa HMI sekarang makin loyo. Di era digital, HMI tidak hadir dengan asyik di telepon genggam setiap orang. Laporan keuangan ke donator tidak ada. Website HMI juga tidak memuat artikel mencerahkan dan partisipasi publik.
Internet, media sosial, metodologi penelitian tidak digunakan HMI untuk memahami apa yang akan dan sedang terjadi. Padahal banyak alumnus HMI yang dikenal sebagai ilmuwan dan praktisi survei seperti Saiful Mujani, Marbawi A Katon, Burhanuddin Muhtadi, M. Qodary, Andrinof Chaniago, Hasan Nasbi, Djayadi Hanan, Veri M Arifuzzaman, Muslimin, Adjie Alfarabi dan banyak sekali.
Karena tidak punya kemampuan “listening skills” di media sosial, HMI lebih banyak mendengar bisikan pejabat dan konglomerat ketimbang jeritan rakyat. HMI juga belum mampu membentuk tim media sosial untuk mengawasi kekuasaan. Anggaran Rumah Tangga HMI yang jadul tidak memungkinkan HMI memasukkan tim media sosial dalam struktur resmi organisasi.
Bisa dibayangkan seperti apa HMI, kok bisa-bisanya makar, menyerukan ganti presiden sebelum 2024. Mengatasnamakan rakyat. Rakyat yang mana, Presiden Dipilih 50 persen lebih keinginan rakyat dan kinerjanya 80 persen lebih, rakyat Indonesia puas. Otak mereka benar-benar sudah dicuci oleh para kadrun.
PKS paling bersorak girang, melihat buah yang dia tabur tumbuh dengan subur. Banyak himpunan mahasiswa yang terindikasi radikal dan HTI.
Tagar ganti presiden sebelum 2024 yang ada di postingan Affandi Ismail ini harus ditanggapi dengan sangat serius. Kalau ada tagar seperti itu dikeluarkan oleh himpunan mahasiswa Islam, artinya ada dugaan provokasi berujung makar seperti yang dikerjakan oleh para pendukung Prabowo dulu.
Mereka memang boneka PKS, FPI, dan HTI, tapi berbahaya karena sudah melakukan makar, mereka menggunakan kata demokrasi untuk merusak demokrasi. BIN, TNI, dan Polri harus waspada.
Apalagi di belakang mereka ada orang-orang PKS yang selalu memberikan informasi ngaco kepada mereka sehingga narasi kebencianlah yang terbentuk. Ini adalah hal yang serius untuk disikapi. Presiden Joko Widodo jamgam memberikan ruang kepada mereka untuk berekspresi.
Ketum HMI telah melakukan makar dan Mereka harus diselidiki. Mereka harus dicari satu per satu. Organisasi dan orang-orang di belakang yang mendukung mereka, perlu diberantas. Perusak NKRI tidak boleh hidup di Indonesia Raya.
Discussion about this post