Belum selesai polemik receh yang dibuat BEM UI. Kini sudah viral mahasiswa UI mau ganti sistem demokrasi ke sistem khilafah di Indonesia. Entah apa yang ada di pikiran mahasiswa yang mudah dibodohi ini. Mereka lupa akan sejarah, bagaimana berdirinya Bangsa Indonesia dengan sistem demokrasi
Foto yang sedang viral saat ini, salah satunya bisa dilihat di akun twitter Adearmando1, pada Kamis (1/7/2021), yaitu seorang perempuan berjilbab dan berjas kuning yang berdiri di belakang podium. “Mahasiswa Universitas Indonesia sedang menjelaskan mengapa kita sebaiknya meninggalkan Demorasi untuk diganti dengan khilafah,” tulisnya.
Kampus UI telah melenceng dari marwahnya sebagai pencetak generasi intelektual. Seleksi masuk UI dan PTN lainnya lebih diperhatikan agar paham-paham seperti khilafah bisa dicegah. Tentunya para mahasiswa ini akan menjadi penerus bangsa, apa jadinya Ketika mereka sudah melupakan sejarah dan memiliki pola pikir untuk menggantikan sistem Demokrasi di Indonesia menjadi sistim Khilafah. Sedangkan di negara lain saja tidak ada yang menggunakan sistem ini menjadi sukses dan Makmur.
Tidak heran jika BEM UI sudah bikin nyinyir di medsos, yang katanya kritik. Mahasiswa yang tidak bisa membedakan kritikan dan nyinyiran. Data tak valid dan akurat. Seperti gayung bersambut dan terkoordinir, kelakuan BEM UI yang juga didukung BEM Universitas negeri lainnya.
Dibelakang BEM UI ini ternyata para kepentingan politisi dan partai kotor, termasuk mereka pun sudah diracuni paham radikalisme. Untuk apa sekolah bagus, difasislitasi negara, ternyata hanya ingin merusak tatanan negara. Baru menjadi mahasiswa sudah berkhianat.
Beberapa waktu pernah dikatan bahwa ada 10 Perguruan Tinggi Negeri yang telah terpapar radikalisme. “Corak kegiatan keislaman di kampus [yang terpapar radikalisme] itu monolitik. Cenderung dikooptasi oleh golongan Islam tertentu yang tertutup atau eksklusif,” ujar Direktur Riset Setara Institute, Halili, dalam diskusi ‘Membaca Peta Wacana dan Gerakan Keagamaan di PTN’, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019).
Kesepuluh perguruan tinggi yang telah terpapar radikalisme adalah Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Institut Teknologi Bandung, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Mataram.
Paham seperti ini tidak boleh dibiarkan, aparat harus mensisir PTN yang memang bermasalah dengan idiologi. Apakah sebaiknya mereka yang diterima di PTN juga harus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)? Agar mereka yang memang disiapkan untuk mendukung dan mengkritik sehat pemerintah tidak menjadi benalu.
Discussion about this post