Semenjak pandemi melanda Indoneia, Jakarta adalah salah satu provinsi yang kasus aktif Covid-19 tertinggi di Indonesia. Diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sayangnya tidak semua pemimpin daerah langsung melakukan tindakan agar penyebaran virus mematikan ini tidak semakin menggila.
Sebagai seorang kepala daerah seharusnya Anies tahu betul, bahwa pandemi ini tidak hanya bisa diselesaikan dengan kata-kata dan menghilang. Tapi lakukan sebuah program, gerakan, atau himbauan terus menerus kepada masyarakat. Terjun langsung, seperti yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang setiap saat berhadapan langsung dengan masyarakat dan tak bosan-bosannya mengingatkan pentingnya prokes. Ganjar pun berkunjung ke rumah sakit, dimana para pasien Covid-19 melakukan isolasi dan pemulihan kesehatan.
Sekarang, jika kita bandingkan dengan Anies, apa yang sudah dilakukan dia secara langsung kepada masyarakat? Dia malah berkunjung ke pemakaman Covid-19, entah apa maksudnya, dengan mundar-mandir di pemakaman, mungkin berharap ada ide untuk menyelesaikan pandemi ini atau hanya sebuah pencitraan saja, seperti air mata ketika dia membacakan jumlah warga DKI yang terpapar Covid-19
Berkunjung ke tempat produksi peti mati. Bener-benar di luar nalar cara berpikirnya. Apa Wan Abud ini mencari celah agar ada anggaran yang diajukan untuk membeli tambahan peti mati. Kan lumayan, bisa ada kelebihan bayar yang bisa buat modal nyapres 2024 nanti. Aah Anies, sepertinya lebih memikirkan rakyat yang sudah tenang di alam beda daripada memperjuangkan warga DKI yang sedang berjuang melawan virus Covid-19 yang menyarang di diri mereka.
Belum lagi dia malah jalan-jalan ke daerah lain untuk melihat panen raya dan berkunjung ke makam seorang kyai. Kejengkelan Jokowi mungkin sudah tak bisa ditahan lagi, akhirnya Anies di panggil ke istana dan Jokowi katakan kalau Anies sebaiknya terjun ke lapangan meihat langsung warga DKI Jakarta.
Kemudian, PPKM Darurat yang dilakukan pemerintah pusat menghasilkan positif, Jokowi pun memperpanjang PPKM Level 3 dan 4, juga adanya target vaksinasi warga. jumlah yang divaksinasi ditingkatkan dari 1 juta menjadi 2 juta per hari agar bisa mencapai herd immunity 70 persen di akhir tahun.
Semua kepala daerah melakukan apa yang dianjurkan oleh kepala negara, vaksinasi warga, dan lagi-lagi, Anies hilang entah kemana, taka da Gerakan meski kasus Covid-19 tertinggi di DKI. Jakarta itu etalase Indonesia, jadi harusnya digeruduk pusat. Jokowi memerintahkan TNI, Polri, dan BIN untuk melakukan vaksinasi massal dan memberikan bantuan social ke pelosok daerah. Bahkan Polri malah membuka posko di semua Polres dan Polsek supaya taget cepat tercapai. Mereka terus bahu membahu menunrunakn semua dokter milik mereka bekerjasama dengan swasta untuk membuka gerai vaksin secara besar-besaran dan masif sampai tingkat polsek. Sementara Pemprov di puskesmas ramai baru 1,5 bulan terakhir.
Apa yang terjadi? Anies membusungkan dada, dia katakan Progres vaksinansi Covid-19 di Jakarta sudah menyentuh lebih dari 7,5 juta warga. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menargetkan 7,5 juta warga Jakarta sudah tersentuh vaksin paling lambat pada Agustus. Namun, target dari Presiden tersebut sudah tercapai sebulan lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Anies Baswedan pun membeberkan kunci sukses program vaksin Virus Corona di wilayahnya. Itulah Wan Asbak, kalau ada masalah lepas tangan dan kalau berhasil terpuk dada. Prestasi terbesar Anies adalah sukses mengklaim setiap keberhasilan dan kerja keras orang lain menajdi keberhasilannya. Padahal anies kerjanya Nol besar.
Setelah sukses dengan vaksin, mecapai target sebelum ditargetkan Jokowi, Anies sudah membuka pengumuman bahwa temapt hiburan di DKI Jakarta akan dibuka. Entah apa yang ada di pikiran gubernur tergoblok sedunia versi Google ini, tidak bekerja, kemduian mengklaim, dan setelah berjalan sesuai target malah mau buka tempat hiburan. Kemana otakmu Anies Baswedan?
Discussion about this post