Polemik pembelian mobil dinas baru Gubernur Sumbar dan wakilnya terus menjadi perbincangan publik. Bahkan sudah menjalar kemana-mana.
Kontroversi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) yang dikabarkan sudah resmi menggunakan mobil dinas baru untuk penunjang kegiatan operasional, satu mobil untuk masing-masing orang, dengan anggaran berkisar di atas satu miliar rupiah!
Kendaraan terbaru gubernur disebut ber-merk Mitsubishi Pajero, sedangkan bagi Wakil Gubernur dibelikan mobil dinas merk Hyundai Palisade.
Lucunya ketika ditanya soal pengadaan mobil dinas itu, Mahyeldi sebagai Sumbar-1 yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui jenis kendaraan yang ia gunakan.
Mari kita simak baik-baik pernyataan Gubernur Sumbar berikut ini:
“Yang penting, saya (harga) di bawah saja, yang dianggarkan Rp1,4 miliar, tapi saya lebih murah lagi. Mobil lama ndak fix. remnya blong dan segala macam. Yang lama beberapa kali ada gangguan transmisinya walaupun sudah kita servis, jadi tidak safety. Saya kira mobil yang saya pakai anggaran yang dialokasikan 1,4 (miliar) kalau tidak salah. Kita beli yang di bawah itu. Kepala dinas juga ada yang menggunakan mobil (baru),” ujar Mahyeldi.
Yang namanya partai, mau dia disebut partai dakwah belum tentu juga adil.
Mungkin ini juga yang menjadi alasan kenapa Cak Nur kala itu pernah bilang ‘Islam Yes Partai Islam No’.
Contohnya saja PKS.
Tentu masih segar di ingatan kita kalau partai ini beberapa waktu yang lalu keras banget mengkritik pengecatan ulang pesawat kepresidenan.
Seperti yang disampaikan oleh Wasekjen PKS, Ahmad Fathul Bari.
Tanpa tedeng aling-aling ia mengatakan pemerintah tidak peka terhadap kondisi pandemi.
“Menurut saya apa yang dilakukan sangat tidak peka dengan kondisi pandemi dan kondisi masyarakat saat ini. Apalagi persebaran pandemi yang semakin massif dan sudah menyebar ke berbagai daerah,” ujar eks anak buah Luthfi Hasan Ishaaq itu, (3/8).
Fathul juga menuding pengecatan pesawat presiden tersebut mengisyaratkan bahwa pemerintah membiarkan rakyat bertarung sendiri melawan pandemi korona.
Padahal Bansos untuk masyarakat, seperti PKH, bantuan Sembako, dll tidak berkurang sedikitpun dengan adanya pengacetan pesawat itu. Malah ditambah dengan bantuan beras PPKM darurat.
Termasuk anggaran untuk kesehatan, tidak ada pemotongan. Meskipun pesawat kepresidenan tersebut dicat ulang.
Kelihatan banget kalau kader PKS ini lebay dan asal ngomong.
Begitupun dengan kader PKS lainnya, Mardani Ali Sera.
Dia mengatakan bahwa pengecatan pesawat Presiden tersebut sangat tidak bijak. Apalagi menghabiskan anggaran sebesar Rp 2 miliar. Lalu apa kabar dengan anggaran pembelian mobil dinas baru Gubernur Sumbar dan wakilnya?
Mereka ramai digunjing oleh para netizen yang ramai di dunia maya, tetapi mereka tetap diam. Koplaknya meskipun sudah disindir oleh banyak netizen, Mardani dan kawannya masih juga bungkam. Seolah-olah lagi kena sariawan.
Inilah yang namanya senjata makan tuan!
Discussion about this post