Wednesday, November 29, 2023
Hijau Berita
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Hijau Berita
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Hijau Berita
No Result
View All Result

Sibuk Urusin Buzzer, Agus Lupa Urus Partainya yang Kacau Balau

24 August 2021
in Opini
0
Sibuk Urusin Buzzer, Agus Lupa Urus Partainya yang Kacau Balau

Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY tiba-tiba kembali menyalak, galak. Seolah menyalahkan buzzer di era demokrasi ini. AHY mengatakan buzzer saat ini mengerikan bahkan sudah dijadikan profesi. Agus tutup mata bahwa sejak era tahun 2013 menjelang pemilihan presiden 2014 sampai sekarang ini orang atau tokoh yang paling banyak diserang adalah presiden Jokowi.

BERITA TERKAIT

Sungguh Ironis, Koalisi Perubahan Kok Malah Berubah Haluan

Sungguh Ironis, Koalisi Perubahan Kok Malah Berubah Haluan

13 November 2022
Bang Paloh Baper Lagi, Kali Ini Curhat Soal Tiadanya Ucapan Selamat dari Jokowi

Bang Paloh Baper Lagi, Kali Ini Curhat Soal Tiadanya Ucapan Selamat dari Jokowi

12 November 2022

Tahun 2014 agus masih aktif sebagai Tentara Nasional Indonesia. Walaupun begitu, Agus tahu siapa tokoh atau orang yang paling sering diserang dengan Hoax, black campaign hate speech.

Apa yang dirasakan Agus saat ini belum ada apa-apanya dibanding apa yang dialami dengan Presiden Jokowi. Seharusnya Agus tidak perlu ‘baper’ dan merasa dirinya paling dirugikan soal buzzer. Menyalahkan buzzer padahal menutupi ketidakmampuannya mengelola emosi diri. Jadi sebetulnya apa yang dimaksudkan Agus itu sudah sejak dulu, hanya sebutan buzzer itu baru naik daun beberapa tahun belakangan ini

Seperti yang lansir oleh rekan-rekan detik berikut ini. Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyoroti ‘post-truth politics’. Era itu menurut AHY ditandai dengan adanya buzzer.

“Post-truth politics. Politik fitnah dan saling ‘membunuh karakter’ memang bukan sesuatu yang baru. Tapi di era yang semakin digital ini, post-truth politics sangat mudah untuk diorkestrasi secara membabi buta. Hoax, black campaign, hate speech, dan berbagai format disinformasi lainnya, seolah menjadi norma baru dalam kehidupan demokrasi kita,” kata AHY, dalam pidato politiknya, Senin (23/8/2021).

AHY menyebut buzzer di era demokrasi ini kian mengerikan. Dia bahkan mengatakan buzzer menjadi profesi baru saat ini. Sekarang apa bedanya dengan politisi, pengamat, LSM, ormas yang juga membuat konten? Mereka malah double job. Menggunakan status mereka yang kerap dijadikan rujukan berita meinstream. Dan berikut kata Agus.

“Mengerikan, ketika mengetahui bahwa hari ini sangat mudah bagi siapa pun menjadi korban fitnah, tanpa daya untuk mengklarifikasinya, kebohongan yang berulang-ulang, cepat atau lambat akan menjadi kebenaran baru. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, juga penetrasi media sosial yang semakin luas, seharusnya diikuti dengan kesadaran kita untuk menggunakannya secara lebih hati-hati dan bertanggung jawab,” ujarnya.

“Kenyatannya justru sekarang ada profesi baru, yaitu pasukan buzzer yang memang pekerjaannya adalah memproduksi dan menyebar fitnah dan kebohongan termasuk menghabisi karakter seseorang atau suatu kelompok yang dianggap berbeda sikap dan pandangan dalam situasi seperti ini,” lanjutnya.

Kurang tepat rasanya bila Agus hanya menyalahkan buzzer saja. “Kenyatannya justru sekarang ada profesi baru, yaitu pasukan buzzer yang memang pekerjaannya adalah memproduksi dan menyebar fitnah dan kebohongan termasuk menghabisi karakter seseorang atau suatu kelompok yang dianggap berbeda sikap dan pandangan dalam situasi seperti ini,” lanjutnya.

Agus semestinya belajar banyak dari Gibran. Ketika ayahnya dihina dan dilecehkan, ia hanya menjawab dengan santai, “Itu sudah resiko” dan “Rasah diurus”. Apa yang dilakukan Gibran rasanya sudah cukup tepat. Dari pada habis energi mending fokus kerja melayani warga. Tak perlu baper. Agus rupanya kalah kelas soal berjiwa besar sama Gibran.

Kalau Agus mau memahami sebetulnya ada dua golongan buzzer secara mendasar. Pertama; buzzer NKRI yang cinta negeri, kedua: buzzer yang memback-up oposisi atau simpatisan pembenci Jokowi.

Lalu golongan buzzer mana yang dimaksud gus?

ShareTweetPin

Related Posts

Sungguh Ironis, Koalisi Perubahan Kok Malah Berubah Haluan
Berita Lainnya

Sungguh Ironis, Koalisi Perubahan Kok Malah Berubah Haluan

13 November 2022
Bang Paloh Baper Lagi, Kali Ini Curhat Soal Tiadanya Ucapan Selamat dari Jokowi
Berita Lainnya

Bang Paloh Baper Lagi, Kali Ini Curhat Soal Tiadanya Ucapan Selamat dari Jokowi

12 November 2022
Menebak Penyebab Koalisi Perubahan Batal Deklarasi
Berita Lainnya

Menebak Penyebab Koalisi Perubahan Batal Deklarasi

11 November 2022
Mengusung Anies Sepaket Dengan Menyuburkan Radikalisme dan Intoleran
Berita Lainnya

Mengusung Anies Sepaket Dengan Menyuburkan Radikalisme dan Intoleran

10 November 2022
Nasdem Terancam Nyungsep, Perlukah Merubah Nama Capres?
Berita Lainnya

Nasdem Terancam Nyungsep, Perlukah Merubah Nama Capres?

9 November 2022
Anies Rela Berbohong Demi Disebut Paling Toleran
Berita Lainnya

Anies Rela Berbohong Demi Disebut Paling Toleran

8 November 2022
Next Post
Ajak Duel dari Penjara, Preman Pirang ini Sangat Anarkis

Ajak Duel dari Penjara, Preman Pirang ini Sangat Anarkis

Discussion about this post

Berita Populer

Ini Loh Buktinya Bahwa Warga DKI Tak Puas Dengan Si Badut
Opini

Ini Loh Buktinya Bahwa Warga DKI Tak Puas Dengan Si Badut

by hb
17 April 2021
0

Temuan survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan si Badut...

Read more
Roy Suryo Nyinyir Soal MotoGP, Gak Sadar Saat Era Pepo Sudah Habiskan 27 T Tapi Tak Ada Hasil

Roy Suryo Nyinyir Soal MotoGP, Gak Sadar Saat Era Pepo Sudah Habiskan 27 T Tapi Tak Ada Hasil

23 March 2022
ISIS Tumbuh Di Tubuh FPI, Terbukti Tertangkapnya Munarman

ISIS Tumbuh Di Tubuh FPI, Terbukti Tertangkapnya Munarman

25 February 2022
Umat Beragama Harus Waspada Dengan Oknum Perusak Agama Islam

Umat Beragama Harus Waspada Dengan Oknum Perusak Agama Islam

17 January 2021
Gak Nyangka, DIbalik Paras Memelas, SBY Begitu Licik

Gak Nyangka, DIbalik Paras Memelas, SBY Begitu Licik

28 February 2021

Berita Lainnya

Abas Hindari Tawaran Visi Misi, Adakah Kaitannya dengan Visi Gagal Dibuktikan di Jakarta?
Berita Lainnya

Abas Hindari Tawaran Visi Misi, Adakah Kaitannya dengan Visi Gagal Dibuktikan di Jakarta?

13 December 2022
PP75 dan Konflik Kekuasaan di UI Oleh Maqdir Ismail
Opini

PP75 dan Konflik Kekuasaan di UI Oleh Maqdir Ismail

26 July 2021
Polusi Harus Segera Tangkap Bandar Dirham
Opini

Polusi Harus Segera Tangkap Bandar Dirham

31 January 2021
Rizieq Mempolitisasi Kasusnya Sendiri
Opini

Rizieq Mempolitisasi Kasusnya Sendiri

22 March 2021
Framing Buruk JK Atas Peraturan Pemerintah
Opini

Framing Buruk JK Atas Peraturan Pemerintah

14 February 2021
Gunakan Agama Sebagai Senjata, Kadrun Biang Kerusuhan di Indonesia
Berita Lainnya

Lucu, Kadrun Lebih Protes Soal IKN Daripada Formula E

11 March 2022

© 2021 HijauBerita

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Olahraga
  • Serba Serbi

© 2021 HijauBerita