Mengapa partai Demokrat tiba-tiba berhenti melakukan manuver politik. Sejak kasus BLBI mulai diobok-obok ke permukaan oleh pemerintah. Orang-orang kepercayaan presiden yang duduk di kabinet secara sporadis galaknya minta ampun.
Apakah ada kaitannya antara kata kunci BLBI dengan Demokrat? Kendati tidak terhubung secara langsung tapi rakyat sudah pasti tahu muaranya kemana. Pepo sudah pasti cukup puyeng. Tapi kita tidak akan kupas soal itu, ada angle yang lebih menarik. Yaitu sebuah pengakuan yang kelihatannya ‘mengharukan’ dari salah satu kader partai Demokrat yang dengan gentle mengakui jika partainya sedang dihukum oleh rakyat.
Wah, pernyataan yang sangat bertolak belakang dengan kebanyakan para kader Demokrat yang biasanya pedenya minta ampun. Seolah bersih dari segala jejak rekam kejahatan yang bernama korupsi.
Tersebutlah Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman mengatakan, bahwa partai politik haruslah menjadi pihak yang memperjuangkan harapan rakyat. Jika kepentingan rakyat tak jadi prioritas, maka hukuman dari rakyat dapat menimpa partai tersebut.
“Termasuk partai saya dulu, tahun 2009 menjadi pemenang pemilu. Lalu karena banyak masalah korupsi di dalamnya kita dihukum rakyat dan hukuman itu dalam bentuk mendapatkan penurunan jumlah perolehan kursi, saya rasa itu adalah pelajaran politik,” ujar Benny dalam sebuah diskusi daring, Senin (30/8). (sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read357877/waketum-demokrat-ingatkan-soal-hukuman-dari-rakyat)
Dan katanya lagi, jika kualitas partai politik sudah buruk, kualitas pemimpin yang dihasilkan juga akan dinilai serupa. Sebab, politik uang, demokrasi yang tak berjalan di internal partai, hingga tak adanya transparansi membuat sosok kompeten tak dapat maju sebagai calon pemimpin.
Rupanya Benny K Harman ini lebih ksatria mengakui kondisi partainya di masa lalu. Saya tidak tahu apa yang akan didapat Benny nanti oleh ketum Demokrat AHY juga Pepo setelah mengeluarkan pernyataan yang cukup sensitif tersebut. Kalimat yang menohok, “Jika kualitas partai sudah buruk, kualitas pemimpin dinilai serupa”, rasanya sudah tepat. Meski selama ini rakyat telah ditutupi segala pencitraan yang ditampilkan dengan gaya bicara yang santun.
Berikut ini beberapa kader Partai Demokrat yang sudah dihukum karena kasus korupsi.
Andi M. Mallarangeng
Jabatan: Bekas Menteri Pemuda dan Olahraga
Kasus: Proyek Hambalang
Hukuman: 4 tahun bui dan denda Rp 200 juta (Kasasi MA 9/4/2015)
Anas Urbaningrum
Jabatan: Bekas Ketua Umum Partai Demokrat
Kasus: Korupsi Hambalang
Hukuman: 14 tahun bui, denda Rp 5 miliar, dan uang pengganti Rp 57.592.330.580 (Kasasi MA 8/6/2015)
Hartati Murdaya
Jabatan: Bekas anggota Dewan Pembina Partai Demokrat
Kasus: Korupsi Buol
Hukuman: 2 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 150 juta (4/2/2013)
Jero Wacik
Jabatan: Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat
Kasus: Korupsi Dana Operasional Menteri
Hukuman: 4 tahun bui dan denda Rp 150 juta (9/2/2016)
Sutan Bhatoegana
Jabatan: Ketua DPP Partai Demokrat
Kasus: Korupsi ESDM
Hukuman: 10 tahun bui dan denda Rp 500 juta (19/8/2015)
dan masih banyak yang lainnya bisa dlihat dari sini (sumber: https://nasional.tempo.co/read/784106/daftar-kader-partai-demokrat-yang-terlibat-korupsi/full&view=ok)
Partai demokrat ini akan sangat sulit untuk move on dari rekam jejaknya yang buram. Benak rakyat akan lekat kenangannya atas khianat yang sudah dilakukan oleh para kader Demokrat. Serupa koreng yang sudah meninggalkan bekas bopeng yang begitu dalam.
Kiranya ini ujian terbesar AHY harus mampu mengembalikan masa kejayaan partai Demokrat di masa yang telah lalu. Partai Demokrat adalah salah satu potret buram. Tapi apakah AHY mampu? Sedang saat Demokrat diambil alih oleh bapaknya yang sekelas mantan presiden pun tak mampu berbuat banyak. Suara partai Demokrat tak banyak beranjak.
Discussion about this post