Baru-baru ini ada fakta yang cukup membuat kaget dan miris ditengah pandemi corona saat ini. Bupati Jember Hendy Siswanto serta tiga pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember menerima honor untuk setiap pemakaman jenazah warga Jember yang terkonfirmasi Covid-19.
Keempat pejabat ini mendapat honor sejumlah Rp 70,5 Juta dengan rincian setiap Rp 100 ribu untuk setiap pemakaman dengan protokol Covid-19. Bupati Jember Hendy Siswanto juga tidak membantah informasi yang terkuak ke public tersebut.
“Ini sedang seru dan saya sampaikan bahwa honor pemakaman itu benar,” kata Hendy.
Bupati Jember tersebut juga mengakui jika praktik ini sudah lama dan ia hanya meneruskan saja.
“Ini sudah lama dan kami meneruskan kembali. Ada SK bulan Maret yang baru, tiga hari lalu saya mendapatkan honor dari pemakaman sebesar Rp 70 juta. Ternyata honor itu Rp 100 ribu setiap pemakaman, di Juni dan Juli itu ada seribu jenazah, sebelumnya tidak banyak,” kata Hendy. (sumber: https://nasional.tempo.co/read/1499630/ini-pengakuan-bupati-jember-terima-honor-pemakaman-jenazah-covid-19)
Jika petugas kesehatan atau orang yang menguburkan jenazah kena covid menerima honor, bisa kita maklumi karena petugas kesehatan melakukan tugasnya untuk menyelamatkan pasien. Penggali makam juga wajar jika mereka mendapatkan honor, tapi ini seorang Bupati dan beberapa elit perangkat pemerintahan.
Yang meninggal kena covid siapa, yang dapat honor siapa?
Bayangkan jika semakin banyak orang yang meninggal kena covid, mereka pasti makin kaya raya.
Setelah kasus ini heboh, akhirnya uang honor tersebut sudah dikembalikan ke kas daerah.
“Kami menerima informasi bahwa hari ini dana sejumlah tersebut telah dikembalikan ke kasda Kabupaten Jember dari 4 orang, yaitu Bupati, Sekda, Ka BPBD dan Kabid terkait,” imbuh Ipi Maryati. (sumber: https://www.suara.com/news/2021/08/28/132111/bupati-jember-kembalikan-uang-honor-dari-pemakaman-covid-19-ini-kata-kpk)
Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera menyebut pengakuan Bupati Jember tersebut menyakitkan dan harus dibongkar.
“Ini mesti dibongkar, pernyataan (Bupati Jember) sesuai aturan menyakitkan. Sakit jika benar aturannya ada,” kata Mardani. (sumber: https://news.detik.com/berita/d-5698695/pks-kritik-bupati-jember-terima-honor-pemakaman-corona-rp-70-juta-sakit)
Ketua DPP PKS ini menilai pengakuan Bupati Jember Hendy Siswanto menyakitkan lantaran masyarakat semakin menderita karena penarikan honor tersebut.
PKS terlihat seperti sangat peduli dengan nasib rakyat ditengah pandemi ini. PKS serius peduli atau mau cuci tangan dalam kasus ini?
Bupati Jember yang terima honor dari pemakaman jenazah Covid merupakan orang yang diusung oleh PKS dalam Pilkada lalu jadi PKS ga usah “akting” sok peduli rakyat di tengah pandemi saat ini.
Ini sama seperti kasus ketika pesawat kepresidenan di cat ulang, elit PKS memanfaatkan momen ini memprovokasi rakyat untuk benci terhadap pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi tapi di saat bersamaan muncul kasus pembelian mobil mewah Gubernur dari PKS di Sumatra Barat.
Itu belum temasuk kasus renovasi rumah dinas Ketua DPRD Sumatra Barat dengan anggaran Rp 5,6 miliar yang sempat jadi polemik. Belum lagi kasus pengadaan baju dinas untuk 65 orang anggota dewan DPRD Sumatera Barat senilai Rp 908.050.000 pada tahun 2021.
Lalu, bagaimana dengan kasus surat “ngemis” yang bertanda tangan Gubernur Sumatera Barat yang saat ini sedang diselidiki oleh pihak Kepolisian setempat.
Elit PKS tidak perlu “akting” peduli rakyat dengan mengkritik Bupati Jember yang terima homor pemakaman jenazah Covid karena Bupati tersebut diusung oleh PKS. Mau “cuci tangan” untuk mencari simpati rakyat?
Discussion about this post