Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahwa tatanan demokrasi rusak karena buzzer, mendapat reaksi keras dari Partai Nasdem.
AHY baru-baru ini menyoroti hadirnya pendengung atau buzzer di media sosial saat memberikan sambutan pada perayaan HUT Partai Demokrat ke-20. Dia menilai keberadaan buzzer justru merusak tatanan demokrasi lantaran menyebarkan hoaks politik.
“Saat ini kita hadapi perilaku-perilaku buruk para buzzer yang memang pekerjaan utamanya adalah untuk memproduksi dan menyebarluaskan hoaks politik,” kata AHY.
Buzzer dinilainya juga menyerang Partai Demokrat, dengan menyebarkan informasi-informasi yang tak sesuai fakta. Termasuk membungkam suara pengurus partai dan rakyat yang menyuarakan kebenaran.
“Mereka (buzzer) sebenarnya adalah perusak demokrasi dan telah memecah belah bangsa. Kita harus waspada dan kita harus berani tegar untuk menghadapi itu semua,” ujar AHY.
(sumber: https://www.republika.co.id/berita/qz61f8409/ahy-buzzer-adalah-perusak-demokrasi)
Padahal yang lebih keras dalam menerima fitnah dan hujatan adalah partai PDIP, tetapi mereka lebih santai menyikpainya. Mungkin memang AHY atau PDemokrat saja ya yang play victim. Sikap ketumnya, petingginya dan kadernya, sama semua. Ada masalah sedikit langsung digembar gemborkan sampai heboh.
Politisi Nasdem Irma Suryani Chaniago mengatakan, sebenarnya Demokrat justru lebih paham soal ini karena pernah menjadi partai penguasa. Apalagi, saat ini, wajar-wajar saja politik menggunakan buzzer.
“Pertanyaannya siapa yang tidak menggunakan buzzer dalam berpolitik? Buzzer bisa dari kader fanatik maupun dari profesional. Enggak perlu lempar batu sembunyi tangan, bagi semua orang politik, apa lagi orang-orang yang pernah berada dalam kekuasaan pasti mahfum dengan perilaku ini,” kata Irma, Sabtu 11 September 2021.
(sumber: https://www.reqnews.com/news/39188/ahy-disemprot-nasdem-kalo-gak-gatal-jangan-digaruk-lempar-batu-sembunyi-tangan)
Mungkin banyak dari kalian yang setuju dengan tamparan yang diberikan oleh Politisi Nasdem kepada AHY yang sedikit baperan itu. Padahal dalam beberapa kesempatan, partai ini kerap menyenggol duluan seolah mau cari masalah.
Irma menjelaskan, perilaku politik tidak bisa terpisahkan dari upaya sosialisasi, provokasi, agitasi hingga propaganda.
“Makanya kalau enggak gatal jangan digaruk, kalo tidak mau dicubit ya jangan mencubit, jika tidak ingin dikritik ya jangan mengkritik! kalau tidak ingin dikomentari ya jangan mengomentari! Tak akan ada asap jika tidak ada api,” ujar Irma.
AHY mah bisa dikatakan masih amatiran dalam dunia politik. Kebetulan saja ada bapaknya yang mengangkat karirnya. Kalau tidak, AHY bukan siapa-siapa di dunia politik. Bakal jadi debu yang tidak terlihat siapa pun.
Bicara soal serangan jahat, Jokowi jauh lebih banyak menerima itu. Tapi dia tetap biasa saja. Tidak reaktif apalagi curhat di media sosial dan konferensi pers. Megawati juga sama. Fitnah apa pun tak digubris. Dia sendiri tidak ambil pusing dan membiarkan itu semua berlalu dengan sendirinya.
Discussion about this post