Polemik terkait rencana penyelenggaraan balap mobil listrik Balapan Mobil di Ibu Kota hingga kini terus bergulir. Tak hanya dinilai sebagai bentuk pemborosan uang rakyat, ajang ini rencananya akan terus berjalan meski pandemi masih berlangsung.
Hal inilah yang kemudian memunculkan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diajukan Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI.
Untuk diketahui, pada 4 Agustus 2021, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menandatangani Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022.
Salah satu isi dari Ingub tersebut terkait penyelenggaraan Balapan Mobil. “Balapan Mobil target keluaran terselenggaranya lomba Balapan Mobil, target waktu Juni 2022.”
Berkaitan dengan polemik ini, Nusantara Strategic Network (NSN) melakukan survei pada 28 Agustus-3 September 2021 dengan 400 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta.
Mereka melaporkan sejumlah data terkait Gubernur Anies Baeswedan yang merupakan inisiator utama dari wacana pergelaran Balapan Mobil.
Salah satunya berkaitan dengan dukungan masyarakat terhadap interpelasi yang diajukan terhadap Anies.
“Mayoritas warga DKI Jakarta setuju dilakukan interpelasi terhadap Gubernur Anies Baswedan terkait rencana penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Balapan Mobil,” ungkap Direktur Program NSN Riandi di Jakarta, Kamis, 9 September 2021. (sumber: https://www.liputan6.com/news/read/4655237/3-temuan-survei-nsn-terhadap-anies-terkait-polemik-interpelasi-formula-e)
Dalam survey tersebut ditemukan 71,5 Persen Warga Jakarta Setuju Interpelasi Balapan Mobil. Temuan survei yang dilakukan oleh Nusantara Strategic Network (NSN) menunjukkan mayoritas publik DKI Jakarta setuju dilakukan interpelasi, yaitu sebanyak 71,5 persen. Sebagai warga dan pembayar pajak, publik merasa perlu kejelasan penggunaan anggaran untuk gelaran Balapan Mobil.
Sekarang masyarakat sudah sadar ketidakjelasaan Anies mengelola gelaran Balapan Mobil yang tidak ada kejelasan tetapi masih dibela mati-matian sama si Gabener DKI Itu. Berulang kali Gubernur Gabener ini suka lepas tangan dari tanggung jawab, sehingga wakilnya yang disuruh klarifikasi dengan ngelas-ngelesnya itu.
Tanpa survei pun, mayoritas masyarakat mendukung interpelasi, meskipun tidak semilitan penjual agama tukang demo kalau sudah ngotot. Mereka setuju, hanya sebatas itu. Tidak melakukan aksi besar untuk menuntut itu terwujud.
Kepuasan publik terhadap Anies pun juga ditemukan menurun, NSN menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Anies saat ini hanya 35,3 persen. Dalam survei sebelumnya yang dilakukan pada Maret 2021, tingkat kepuasan publik terhadap Anies hampir mencapai 40 persen, tepatnya 39,3 persen.
Hasil temuan ini merupakan indikasi bahwa kepuasan publik menurun dalam rentang enam bulan, yakni bertepatan dengan bergulirnya rencana interpelasi terkait penyelenggaraan Balapan Mobil.
Memang saat ini Anies masih terlihat santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi kesabaran publik ada batasnya. Hingga saatnya tiba, Anies tinggal memanen hasilnya.
Anies boleh lari dari masalah. Dia boleh dengan tanpa rasa malu menghindar dari penjelasan. Dia bisa seenaknya melakukan apa pun untuk menghadang interpelasi. Tapi jangan dipikir, rakyat akan diam. Memang mereka dari luar terlihat diam, tapi di pikiran mereka, Anies tidak bisa dipercaya.
Pemimpin yang tidak suka ditanyai dan dimintai penjelasan, adalah pemimpin yang tidak layak diberi kepercayaan dan tidak amanah. Banyak sekali udang di balik batu.
Yang begini mau nyalon jadi Presiden? Mau dibawa kemana Indonesia ini?
Discussion about this post