Bisa-bisanya sedang menjabat sebagai gubernur membuat statement seperti ini. Anies merasa dipenjara karena tidak punya kebebasan di dalam memimpin ibu kota DKI Jakarta. Gubernur mental tempe memang layak disebut untuk Anies, seakan dirinya sebagai orang terkekang di penjara.
Seperti dilansir oleh kompas.com, saat menghadiri workshop PAN, Anies mengungkapkan dirinya selama 4 tahun menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta hanya sebagai tahanan kota. Hal itu dibandingkan dengan niat berjalan-jalan ke luar kota. Dirinya memang tidak boleh berlama-lama libur, karena harus mengurusi permasalahan di ibu kota.
Masyarakat ibu kota pasti paham masalah persoalan kota seperti Jakarta ini, permasalahannya tidak jauh dari kebanjiran yang setiap tahun melanda, kemacetan, dan padatnya perumahan tempat tinggal yang sulit didapatkan.
Baru-baru ini Anies juga disalahkan karena masalah sampah di Jakarta, Anies masih belum merealisasikan janji pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF). Jakarta masih sepenuhnya mengandalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang untuk kurang lebih 8.000 ton sampah per hari. Tidak hanya persoalan sampah saja, banyak masalah baru yang timbul selama masa jabatan gubernur yang satu ini. Masalah laut yang tercemar oleh Paracetamol, dan masalah kebut-kebutan yang membuat Monas sebagai paru-paru kota gundul karena batalnya Monas menjadi sirkuit Formula E.
Empat tahun menjabat sebagai pemimpin seharusnya dapat membuat gebrakan untuk membuat kota Jakarta keluar dari akar permasalahan seperti ini. Namun dengan pernyataan Anies yang merasa di penjara membuat masyarakat DKI Jakarta yang mulanya berharap perubahan yang signifikan ternyata hanya sebagai angan-angan belaka. Jakarta nyaris tidak ada pembangunan yang sedang berjalan, meskipun yang sedang berjalan hanya proyek-proyek pusat.
Sebab apapun yang dibangun akan dibongkar karena menjadi penyelesaian sementara dan bukan sebagai solusi dalam jangka waktu yang lama. Lihat saja tugu bambu, batu gabion dan tugu sepeda, hanya sebagai hiasan yang tidak mempunyai kegunaan sama sekali, hanya sebagai ajang pamer hiasan saja.
Ketidakmampuan ini dirasa sudah jadi nilai rapor merah untuk Anies. Mengurusi permasalahan DKI Jakarta saja sudah tidak becus bagaimana jika mempimpin sebuah negara besar seperti ini yang permasalahannya jauh lebih kompleks.
Discussion about this post