Sikap arogan merupakan sifat terburuk dari seorang manusia, mungkin sifat itu dimiliki setiap individu. Namun jika berbicara mengenai Novel Baswedan, pasti kita berpikir bahwa sikap yang dia tunjukkan masuk dalam kategori arogan itu.
Bagaimana tidak, mantan anggota KPK ini sulit menerima kritikan terhadap keputusan KPK dalam TWK yang membuat dirinya gagal dalam tes tersebut.
Seakan merasa disingkirkan, Novel dan eks pegawai ini membuat aksi yang menggiring masyarakat bahwa dirinya disingkirkan KPK, dirinya membuat slogan “Berani Jujur Dipecat”. Hal ini seakan membuat opini publik jika dirinya dipecat karena adanya campur tangan KPK dalam keputusan memecat mantan pegawainya tersebut.
Memang Novel sempat beberapa kali mengungkap kasus korupsi besar yang terjadi seperti membongkar kasus suap yang menjerat mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dalam kasus korupsi Wisma Atlet Sea Games 2011 dan juga membongkar kasus suap cek pelawat yang menjerat Nunun Nurbaeti terkait Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia pada tahun 2004.
Bisa dibilang hebat memang kinerja Novel ini, lantas track record tersebut tidak semerta-merta membuat dirinya bebas dari kontroversi atas dirinya. Dengan kegagalannya mengikuti TWK kita bisa menilai sikap yang diambil Novel ini. Sebetulnya kata pecat itu terlihat kasar karena sebetulnya Novel dkk ini dibebas tugaskan karena kegagalan mereka di TWK.
Orasi yang dilakukan Novel dkk terkait tidak lulusnya TWK mungkin ingin menggambarkan diri mereka sebagai tim super dan berintegritas tinggi, tapi tetap saja mereka gagal dalam tes kebangsaan itu.
Sebetulnya bodoh jika mereka memproklamirkan orasi tersebut, jika memang tidak lolos dalam TWK mereka seharusnya berlapang dada karena ketidak layakan mereka.
Discussion about this post