Fadli Zon kembali membuat kontroversi, kali ini dia mengusulkan untuk dibubarkannya Densus 88 melalui akun Twitter pribadinya. Dia membagikan cuitan sebuah berita yang berjudul ‘Densus 88 Klaim Taliban Menginspirasi Teroris Indonesia’. Dia beralasan bahwa aksi terorisme harus diberantas. Namun, jangan dijadikan sebagai komoditas.
Sepertinya Fadli Zon itu keliru, dia berpendapat terorisme dijadikan komoditas, komoditas apanya?. Jarang kita temui di berita mengenai isu teroris ini. Yang banyak malahan isu PKI yang dijadikan komoditas. Banyak politisi yang menggoreng isu PKI sebagai ajang cari muka.
Cuitan Fadli Zon mengenai usulan pembubaran Densus 88 ini sampai ke telinga Polri. Polri menegaskan tak akan mendengarkan usulan dari Fadli Zon itu. Kabagpenum Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan jika Densus 88 akan tetap menjalankan tugasnya untuk mencegah tindak terorisme di Indonesia.
Ahmad Ramadhan menjelaskan Densus 88 sebagai bagian dari Korps Bhayangkara yang sejak awal berdirinya telah melakukan tugasnya memberantas terorisme. Selain itu, tugas Densus 88 bukan hanya memberantas tindak terorisme saja, melainkan juga untuk meminimalisir radikalisasi di Indonesia. Hasilnya banyak tersangka terorisme yang akhirnya bertobat.
Pada 4 Oktober lalu, Densus 88 berhasil memberingkus 35 kg bahan peledak di kaki Gunung Ciremai, dan tertangkapnya terpidana terorisme Imam Mulyana.
Coba pikirkan cuitan Fadli Zon terkait usulan pembubaran Densus 88, jika Densus 88 tidak ada, mungkin bom tersebut sudah menelan puluhan korban jiwa. Cuitan Fadli Zon ini tidak mendasar, tidak sepatutnya wakil rakyat berbicara seperti itu. Jika rakyat yang menjadi korban apakah layak Jabatan Fadli Zon sebagai wakil rakyat? Sepertinya tidak.
Seperti yang dilansir dari laman cnnindonesia.com, Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa.
“Terkait dengan apa yang disampaikan, kami Polri dalam hal ini Densus terus melakukan, bekerja, terus mengerjakan tupoksinya untuk melakukan pemberantasan terorisme,” sebutnya.
Memang selayaknya ucapan Fadli Zon ini tidak perlu didengar. Toh omongannya cuma sebatas kebisingan dengan narasi-narasi bodohnya. Mungkin saja dia memang mendukung aksi terorisme atau memang membenci Densus 88. Sudah selayaknya Fadli Zon turun dari jabatannya sebagai anggota DPR. Karena melontarkan argumen-argumen yang meresahkan masyarakat.
Discussion about this post