Partai politik berlomba-lomba untuk menghadapi pesta politik di tahun 2024. Berbagai partai berusaha untuk menaikkan elektabiltas tokoh-tokoh partainya tersebut.
Munculnya Partai Ummat ditengah-tengah persaingan perpolitikan Indonesia, ternyata dibarengi dengan kisruhnya persoalan internal dan juga kritikan pedasnya kepada pemerintah. Partai yang berbasi islami ini mengatasnamakan rakyat dalam slogan yang mereka buat.
Tapi, masyarakat Indonesia saat ini lebih pintar dari yang mereka pikirkan. Partai yang dibuat oleh Amien Rais ini seolah-olah menjadi partai yang berisik disaat konflik internal partainya sedang amburadul.
Bagaimana tidak, bisa-bisanya partai yang baru seumur jagung ini mengomentari 7 tahun kepemimpinan pemerintah Jokowi. Ridho Rahmadi selaku Ketua Umum Partai Ummat memberi rapor merah dalam bidang hukum, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Kritik yang paling pedas mengarah kepada sektor pembangunan infrasturktur, Ridho menilai pembangunan yang dilakukan pemerintahan Jokowi tidak efisien dan tidak tepat sasaran.
Mungkin yang dia nyinyir ini hanya soal biaya yang dikeluarkan, dan tidak melihat dampak jangka panjangnya. Namanya membangun memang diperlukan modal yang besar. Namun, perlahan akan membuat dampak positif secara langsung kepada masyarakat.
Mengkritik memang mudah, tapi perlu dilakukan riset yang mendalam. Kritikan yang dikeluarkan oleh Ridho ini sepertinya hanya sebagai ajang mencari perhatian. Mencari celah untuk memfitnah. Katanya partai islam tapi kok suka memfitnah, aneh memang.
Partai Ummat seakan tidak berkaca diri. Mereka melakukan akselerasi menyerang namun dalam tubuh internal partainya, mereka amburadul tak karuan.
Lebih baik mereka menyelesaikan konflik internal partainya dulu, baru boleh mengkritik. Lucu sebenarnya partai bayi ini. Belum bisa berjalan tapi sudah mengajak balap lari orang dewasa.
Discussion about this post