Jagat dunia maya diramaikan oleh video Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta agar toilet SPBU sebagai fasilitas umum yang digratiskan.
Menanggapi hal tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun memberi tanggapan analisisnya terhadap video tersebut.
Memang, Refly Harun terkenal sebagai kubu oposisi yang selalu mengkritik Pemerintah terkait programnya, bisa dibilang Relfy ini sensitif dengan apa yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Belum lagi dukungannya terhadap reuni 212 membuat dirinya semakin mantap membela kubu oposisi.
Kembali ke masalah toilet umum, Refly Harun mengomentari Menteri BUMN seperti ini.
“Mungkin bagi Erick uang seribu atau dua ribu itu tak seberapa, tapi bagi masyarakat kecil yang menjaga toilet umum tersebut pasti sangat berarti,” ujarnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Erick Thohir memiliki kalkulasi politik.
“Seringkali yang dilakukan pejabat publik tidak genuine. Didasarkan pada kalkulasi politik. Terlalu jauh menteri urusin toilet SPBU. Bahkan untuk dirut Pertamina saja terlalu jauh,” katanya.
Begini kerjaan Refly Harun, terlalu banyak kritik pemerintah, padahal sah-sah saja jika Erick Thohir mempermasalahkan toilet SPBU, toh memang Pertamina juga bagian dari BUMN. Erick Thohir juga mempunyai ha katas perusahaan negara yang dipegangnya.
Toilet gratis sepertinya memang dibutuhkan bagi masyarakat, toh jika dibalikkan omongan dari Refly Harun yang mengatakan bahwa “uang seribu atau dua ribu itu tak seberapa, tapi bagi masyarakat kecil yang menjaga toilet umum tersebut pasti sangat berarti,” juga dirasakan oleh pengguna toilet di SPBU.
Tidak salah jika masyarakat dibebankan untuk membayar toilet SPBU karena sebagai bentuk kepedulian atas kebersihan toilet, namun sepertinya fasilitas umum harus digratiskan kepada masyarakat yang memakainya, toh itu adalah fasilitas yang disiapkan oleh Pertamina untuk konsumennya.
Discussion about this post