Formula E belum menemukan titik terangnya, terutama soal sirkuit pun belum ditemukan hingga sekarang. Entah apa yang membuat Pemprov DKI Jakarta kesulitan menentukan sirkuit kebut-kebutan ala Anies ini.
Lamanya penentuan sirkuit ini akhirnya mendapat sentilan dari Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Researh (CYPR) Dedek Parayudi yang blak-blakan mengkritisi penyelenggaraan Formula E Jakarta.
Awalnya, penentuan sirkuit Formula E sudah ada dengan Monas ditunjuk sebagai lokasi balap, namun karena wtidak mendapat izin, akhirnya batal digelar disana.
Selain itu, Monas masuk ke dalam kedalam cagar budaya sehingga tidak memungkinkan untuk ajang balap mobil listrik. Dedek menjelaskan, aturan tersebut sudah tertuang dalam Permenbudpar PM.13/PW.007/05.
“Padahal sudah menebang pohon yang berada di wilayah cagar budaya,” ungkapnya.”
Pohon sudah ditebang, tapi ditinggal begitu saja. Anies sebetulnya bisa kena hukuman karena telah merusak cagar budaya.
Memang kekecewaan yang dirasakan oleh Dedek dirasakan pula oleh masyarakat DKI yang menunggu event balap ini digelar. Namun karena ketidaksanggupan Anies menggelar akhirnya harapan itu pupus hingga waktu yang tidak bisa tentukan.
Anies telah menghabiskan anggaran dana Pemprov DKI Jakarta yang banyak untuk Forumula E, namun keberlangsungan acara tersebut masih simpang siur, hingga uji kelayakan saja belum tuntus, padahal balapan itu tinggal menyisakan bulan saja.
Anies pikir dengan membangun sirkuit balap hanya memakan waktu semalaman mungkin. Bangun nies…ini bangun sirkuit bukan candi haha…
Discussion about this post