Partai Demokrat sempat menjadi partai kuat pada era kepemimpinan SBY, terutama ketika SBY berhasil menjadi Presiden selama dua periode. Namun taji Partai Demokrat yang dulu berbanding terbalik dengan yang sekarang. Hal ini merujuk pada terjadinya konflik internal di dalam tubuh partai tersebut.
Dua kubu bersaing untuk mendapatkan posisi sebagai Ketua Umum partai. Meski begitu, saat ini Demokrat masih mempunyai Ketua Umum, yaitu AHY.
Belum lama Juru bicara Partai Demokrat KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad, merespons soal hasil survei yang menyebut elektabilitas Partai Demokrat melorot.
Menurutnya, elektabilitas Partai Demokrat akan semakin turun bila partai dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), atau Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
“Saat ini, ketika partai hanya dipimpin AHY dan pola pengelolaan partai mirip mirip gaya Hitler, hampir dapat dipastikan, elektabilitas Partai Demokrat akan makin terjun bebas,” ujarnya menegaskan.
Dengan gaya kepemimpinan seperti itu, elektabilitas AHY yang ada makin meloyo, terbukti dengan banyaknya konflik di dalam partai sendiri.
Jika Partai Demokrat ingin selamat, maka satu-satunya pilihan adalah mengganti kepemimpinan AHY.
Lagipula sudah tahu AHY tidak sanggup memimpin kenapa dia dijadikan Ketum? Susah memang jika nepotisme sudah berlaku disebuah organisasi. Layak atau tidaknya seorang individu tidak menjadi tidak menjadi tolak ukur. Melainkan dinilai dari hubungan darah, keluarga siapa atau punya hubungan apa dengan yang bersangkutan.
Discussion about this post