Teroris memang berkembang seperti parasit, mereka menempel disuatu tempat dan lama-lama mereka akan merusak dari dalam. Yang namanya teroris pastinya mereka membuat teror sebagai nafas mereka. Terorisme juga ibarat penyakit kanker ganas yang pengobatannya wajib dioperasi atau bahkan diamputasi karena sudah menginfeksi jaringan tubuh, maka menghambatnya dengan amputasi.
Pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan operasi untuk memotong penyakit tersebut. Terbukti dengan tertangkapnya beberapa anggota ormas islam, anggota MUI hingga kader dari Partai Ummat.
Ditemukannya terduga terorisme di beberapa ormas islam, partai politik dan bahkan di lembaga negara, ini sudah bisa diprediksi adalah gerakan aliran-aliran sempalan seperti wahabi dan sejenisnya, mereka bertahun-tahun bergerak, dan paling nyaman dan leluasa mereka menyebarkan virus terorisme tersebut.
Salah satu partai yang terindikasi menjadi sarang teroris adalah PKS.
Pada pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019, aksi-aksi PKS terbukti begitu brutal. PKS punya andil besar dalam kampanye brutal dan sadis tersebut. Dan bagaimana masifnya mereka menuduh Jokowi sebagai PKI dan bahkan dituduh anti Islam, benar-benar biadab. Ada banyak fitnah dan hoax yang dimainkan PKS, tapi lihatlah sekarang ini, partai ini masih bisa eksis, bahkan sudah berganti logo, meskipun logo itu tetap tidak bisa membersihkan kebusukan yang ada di dalam partai ini.
PKS sebagai parpol yang suka melempar fitnah dan hoax wajib dipertanyakan ideologinya. Terlebih mereka disebut sebagai komunisme dalam kemasan yang berbeda. PKS memang patut untuk diselidiki dan digeledah.
Discussion about this post